Market

Harus Ganti KA, Naik Kereta WHOOSH Lebih Ribet

Semakin dekat jadwal operasional, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang kini berganti nama Kereta WHOOSH, ternyata ada kelemahannya. lebih ribet karena harus gonta-ganti kereta.

Ya betul, naik Kereta WHOOSH memang cepat, tapi cukup merepotkan. Ketimbang menunggangi KA Argo Parahyangan, misalnya. Selain itu, harga tiket untuk KA Parahyangan jelas lebih murah ketimbang Kereta WHOOSH.

Rencananya, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) bakal menerapkan harga tiket terusan termurah sebesar Rp300 ribu. Harga itu sudah termasuk tiket kereta WHOOSH, LRT Jabodebek dan KA feeder.

Soal akses ini yang sepertinya bakal menjadi pertimbangan penumpang. Rasa-rasanya, lebih mudah naik KA Parahyangan ketimbang kereta WHOOSH. Karena itu tadi, tak perlu pindah-pindah kereta.

Misalnya, penumpang dari Jakarta ingin ke Bandung menggunakan kereta WHOOSH, harus naik LRT Jabodebek, menuju Stasiun Halim, Jakarta Timur.  

Karena, kereta WHOOSH finish di Stasiun Tegalluar atau Padalarang, maka penumpang tujuan Kota Bandung, harus lanjut naik KA feeder. Lama perjalanan KA feeder menuju Kota Bandung, sekitar 20 menit. 
Sehingga, total waktu perjalanannya menjadi 50 menit dari Halim-Kota Bandung.

Jadi, ya itu tadi masalahnya. Harus berpindah kereta. Demikian pula arah sebaliknya. Jadi memang agak ribet. Apalagi bagi orang tua. Atau keluarga yang membawa anak-anak dengan barang bawaan yang cukup banyak.

Bila naik KA Argo Parahyangan, bisa langsung sampai Kota Bandung, tanpa berpindah kereta. Tinggal menyesuaikan kemampuan kantong dengan kelas KA-nya.

Saat ini, tiket ekonomi KA Argo Parahyangan dibanderol Rp150.000, dan Rp200.000 untuk kelas eksekutif. Mau yang lebih mewah, bolehlah mencoba Kereta Luxury yang tiketnya Rp500.000, dan Kereta Panoramic Rp400.000.

Jika menggunakan KA Argo Parahyangan, perjalanan dari Stasiun Gambir menuju Kota Bandung memakan waktu 3 jam 15 menit. Enaknya, penumpang tak perlu berganti kereta. Tinggal pilih mana yang cocok. 

Back to top button