Market

Harga Cabai Rawit Semakin Pedas, Apa Kerjanya Bapanas?

Pengamat Kebijakan publik UPN Veteran-Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengkritisi kenaikan harga cabai rawit yang menguras dompet emak-emak. Kenaikannya sudah di luar akal sehat.

Selanjutnya, matnur, sapaan akrabnya, mempertanyakan peran Badan Pangan Nasional (Bapanas). “Untuk mengatasi masalah ini, Bapanas telah melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit. Tapi begini, hasilnya,” kata Matnur, Jakarta, Selasa (1/11/2023).

Di Jakarta, misalnya, pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati, turun 6 persen. Berdampak kepada naiknya harga cabai rawit merah menjadi Rp77.460 per kilogram (kg).

“Di Lumajang, Jawa Timur, harga cabai rawit merah naik hingga 128 persen, menjadi Rp80 ribu per kilogram. Sebelumnya Rp35 ribu per kilogram,” ungkap Matnur.

Biang kerok kenaikan harga ini, menurut Matnur, karena minimnya pasokan cabai dari petani, akibat kemarau panjang El Nino. Berdampak kepada banyaknya tanaman cabai yang rusak dan mati. Di Sumatera Utara, harga cabai rawit naik tinggi, termahal di Labuhanbatu Selatan sebesar Rp65 ribu per kg.

Di Cirebon, cabai rawit merah melonjak hingga Rp100 ribu per kg. Kejadian sama di Berau, Kalimantan Timur, harga cabai rawit melonjak Rp110.000 per kg, naik hampir 50 persen dari harga sebelumnya Rp60.000 per kg. “Ini juga dipicu oleh dampak kemarau yang panjang,” ungkapnya.

Kenaikan harga cabai rawit ini, kata dia, memberatkan konsumen, khususnya ibu rumah tangga. Pengusaha makanan kelas UMKM seperti warteg pun kena imbasnya.

Back to top button