Market

Gagal Kerek Lifting Migas, Dwi Soetjipto Ditunjuk Lagi Jadi Kepala SKK Migas

Prediksi Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman bahwa Dwi Soetjipto dipertahankan sebagai kepala SKK Migas, terbukti. Padahal, banyak program gagal, salah satunya soal lifting.

Berlangsung di Gedung Chairul Saleh, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (5/12/2022), Dwi Soetjipto resmi dilantik sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk periode 2022-2026.

Usai pelantikan, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut sejumlah alasan atas penunjukan kembali mantan Dirut Pertamina itu. Yakni, belum rampungnya proyek Lapangan Abadi Blok Masela. “Selama ini kan program-program masih dengan Pak Tjip (Dwi Soetjipto), ya Masela,” ungkap Menteri Arifin.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, sudah memerikirakan ada upaya untuk mempertahankan Dwi Soetjipto sebagai orang nomor 1 di SKK Migas.

“Jika merujuk Keputusan Presiden Nomor 57/M Tahun 2018 tertanggal 30 November 2018, maka setelah empat tahun, jabatan Kepala SKK Migas yang dijabat Dwi Soetjipto berakhir hari ini, 30 November 2022. Tapi anehnya, Menteri ESDM tidak memproses calon pengganti sebelum berakhir jabatannya,” ungkap Yusri.

Lazimnya, kata Yusri, tiga bulan sebelum berakhirnya jabatan Kepala SKK Migas, Menteri Arifin melakukan proses fit and proper test untuk mencari pimpinan SKK Migas yang baru. Sesuai amanat Perpres Nomor 36 Tahun 2018 Penyelenggaraan Pengelolaan Sektor Hulu Minyak dan Gas Bumi yang mengatur perubahan Pasal 4 Perpres Nomor 9 Tahun 2013. Bahwa, Komisi Pengawas SKK Migas bertugas memberikan pertimbangan terhadap usulan pengangkatan dan pemberhentian Kepala SKK Migas. Ketentuan ini menurut Yusri tentunya membutuhkan waktu untuk pelaksanaan prosesnya.

Selama menjabat Kepala SKK Migas, dia bilang, Dwi Soetjipto bukan sosok yang layak disebut berhasil. Angka produksi atau lifting minyak dan gas bumi (migas), justru turun dari tahun ke tahun. Pada 2018, angka lifting hanya 2,03 juta barel setara minyak. Terdiri dari minyak 775.000 barel per hari dan gas 1,25 juta barel setara minyak. Pada 2022, lifting migas terjun bebas ke level 1,57 juta barel setara minyak, terdiri dari minyak 613.000 barel per hari.

Back to top button