Market

Hadiri Rakernas UMKM Muhammadiyah, Mendag Zulhas: Wirausaha Bisa Mulai dari Warung

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kegiatan berusaha dapat dimulai dari yang sederhana, yaitu membuka warung. Menurut dia, warung kelontong yang dijalankan dengan sungguh-sungguh akan membuka berbagai kemungkinan, termasuk perluasan usaha.

Mewujudkan warung pun menjadi bagian dari menggerakkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, lanjut Mendag Zulhas, Kementerian Perdagangan siap mendukung masyarakat berusaha di bidang UMKM dengan Program Seribu Warung.

“Modalnya warung dulu. Warung itu menjual barang dalam saset, sehingga orang belanja itu rutin. Kalau warung berkembang, tambah luas jadi minimarket, lalu menjadi supermarket. Kemudian, warung ini kita kerja samakan agar tidak kalah dengan ritel modern. Kalau sudah begitu, bisa kita pertemukan dengan perbankan dan kredit usaha rakyat. Kalau punya produk, kita pertemukan dengan niaga elektronik dan pemasaran digital. Hal yang paling penting adalah itu semua harus dimulai dulu,” kata Mendag Zulhas saat berbicara di hadapan peserta Rakernas LP UMKM PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka (UHAMKA), Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Dalam Rakernas itu turut hadir Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir, Rektor UHAMKA DR Gunawan Suryo Saputro, dan Ketua LP UMKM PP Muhammadiyah Tony Firmansyah. Sedangkan Mendag Zulhas didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto dan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga Fajarini Puntodewi.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara Kemendag dan PP Muhammadiyah. Kesepakatan Bersama tersebut untuk memajukan kiprah UMKM di dalam dan luar negeri, di antara upayanya adalah kemitraan untuk memajukan toko dan warung Muhammadiyah serta menjadi bagian dari Program Seribu Warung dari Kemendag.

Warung

Program kemitraan tersebut menawarkan sejumlah keuntungan. Warung akan mendapat jaminan pasokan barang, pendampingan usaha, dukungan manajemen ritel yang modern, digitalisasi pembayaran melalui QRIS, serta penjualan produk-produk digital seperti pulsa, token listrik, dan pembayaran tagihan.

“Saya ingin sekali Muhammadiyah menjadi pelopor di bidang ekonomi. Kita mulai dulu dari UMKM karena UMKM itu banyak macamnya. Silakan dieksplorasi. Kalau memungkinkan, saya dukung buka warungnya. Kalau bisa, kita buat seribu warung Muhammadiyah. Kami (Kemendag) akan memfasilitasi untuk mendapatkan pinjaman perbankan, pasokan barang, dan pelatihan,” kata Mendag Zulhas yang juga merupakan salah satu tokoh Muhammadiyah.

Dia menyebut bahwa saat ini peran UMKM terbilang penting karena potensi bisnisnya pada 2025 diperkirakan mencapai US$135 miliar. Menteri yang juga merupakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu pun mendorong upaya UMKM naik kelas melalui empat pilar peningkatan daya saing UMKM, yaitu UMKM yang terbuka terhadap perubahan, inovatif, dan mau berkembang; akses kemitraan; akses digitalisasi; dan akses pembiayaan.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir mengatakan, UMKM saat ini harus memiliki perspektif untuk bergerak maju dan mengikuti perkembangan zaman. Ia pun mengapresiasi kerja sama Kemendag dan PP Muhammadiyah melalui penandatanganan MoU kemitraan toko dan warung.

“UMKM tidak lagi merupakan program yang sifatnya dianggap belum jadi soko guru, tapi selanjutnya harus mulai bergerak dinamis dan progresif,” kata Prof Haedar.

Back to top button