Ototekno

Google Diminta Tarik Sponsor dari Konferensi Teknologi Israel


Lebih dari 600 pekerja Google telah menandatangani surat yang mendesak manajemen perusahaan untuk membatalkan sponsor mereka pada konferensi Mind the Tech, sebuah acara tahunan yang bertujuan mempromosikan industri teknologi Israel, yang diadakan di New York, Amerika Serikat, pekan ini. Dalam surat yang dikutip oleh WIRED, para pekerja meminta Google untuk “menarik diri dari Mind the Tech, menyampaikan permintaan maaf, dan mendukung Googlers serta pelanggan yang terganggu oleh banyaknya korban jiwa di Gaza; kami membutuhkan Google untuk berbuat lebih baik.”

Mohammad Khatami, insinyur perangkat lunak Google yang menandatangani surat tersebut, menegaskan bahwa prioritas utama bagi pekerja teknologi adalah mempertimbangkan dampak pekerjaan mereka tidak hanya terhadap pengguna, tetapi juga orang-orang di lapangan. 

“Warga Palestina, yang banyak di antaranya adalah pengguna Google, berada dalam bahaya karena teknologi yang kami produksi,” ujarnya.

Konferensi Mind the Tech, yang berlangsung selama dua hari, menyoroti ketahanan industri teknologi Israel, khususnya menghadapi kemerosotan ekonomi yang diakibatkan oleh serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Diklaim, sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan tersebut, sementara balasan militer Israel di Gaza menewaskan lebih dari 30 ribu warga Palestina, termasuk anak-anak, per 4 Maret.

Insiden ini melanjutkan riwayat panjang protes oleh karyawan raksasa teknologi terhadap kerjasama perusahaan mereka dengan Israel. Pada 2021, tidak lama setelah serangan militer Israel yang lebih kecil dan lebih awal di Gaza, 90 pekerja Google dan 300 pekerja Amazon menerbitkan surat terbuka di The Guardian yang menentang Project Nimbus.

Project Nimbus, kontrak komputasi awan senilai US$1,2 miliar antara pemerintah Israel dengan Google dan Amazon yang diumumkan pada 2021, telah menjadi titik kontroversi. No Tech for Apartheid, kelompok yang menyerukan diakhirinya kontrak ini, menuding bahwa ketentuan kontrak Nimbus memungkinkan teknologi cloud dari perusahaan AS, termasuk alat kecerdasan buatan (AI), digunakan untuk tujuan militer dan pengawasan, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari penjajahan Israel di wilayah Palestina.

Dalam konteks yang penuh ketegangan ini, surat dari pekerja Google menyoroti kebutuhan mendesak untuk meninjau kembali posisi perusahaan dalam mendukung acara yang mempromosikan teknologi yang dapat digunakan dalam konflik. 

Seiring dengan peningkatan kesadaran dan kritik terhadap penggunaan teknologi dalam konflik, perusahaan teknologi besar dihadapkan pada tuntutan yang semakin meningkat untuk mempertimbangkan dampak sosial dan etis dari produk dan dukungan mereka.

Back to top button