Arena

FIFA Dikecam Al Azhar Soal Standar Ganda Rusia dan Israel

Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) mengambil langkah tegas menghukum Rusia setelah invasi negara tersebut ke Ukraina, namun sejumlah kalangan mulai membalas dengan kritik pedas soal standar ganda yang diterapkan badan sepak bola tertinggi di dunia tersebut.

Seperti halnya datang dari Pusat Islam Al Azhar Mesir yang mengecam FIFA karena melarang Rusia dalam setiap kompetisi sepakbola menyusul invasi negara itu ke Ukraina, sementara Al Azhar menilai FIFA juga tutup mata terhadap kejahatan rezim zionis di Palestina. Al Azhar menganggap FIFA yang keras kepada Rusia tidak bisa berlaku serupa terhadap Israel yang menginvasi Palestina.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu lalu Al Azhar sangat mengutuk keputusan badan sepak bola dunia itu.

“Apakah Anda tahu Palestina? Kemanusiaan tidak dapat dipisahkan pada saat konflik,” kata Pusat Islam Al Azhar Mesir seperti dilansir iqna.ir pada Jumat (4/2).

“Seharusnya tidak ada standar ganda. Kami mengutuk tindakan FIFA, terutama karena mengabaikan masalah Palestina di bawah slogan memisahkan politik dari olahraga,”

Pada Senin, FIFA mengumumkan bahwa mereka menangguhkan tim perwakilan Rusia tanpa batas waktu. Ini berarti Rusia hampir pasti tidak akan berpartisipasi di Piala Dunia Qatar pada November. Sehari sebelumnya, FIFA mengutuk penggunaan kekuatan oleh Rusia dalam invasinya ke Ukraina. Pusat itu telah meminta para pemimpin dunia untuk melakukan upaya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

Sebelumnya tak hanya soal Israel, Federasi Sepak Bola di dunia tersebut pun punya anggapan tidak bergerak menyusul tindakan-tindakan Amerika Serikat yang menyerang beberapa negara.

Lantaran kekerasan yang terjadi di Timur Tengah tidak mendapat tanggapan sebesar serangan Rusia ke Ukraina, seorang pesepakbola asal Turki Aykut Demir pun menolak mengenakan kaus bertema solidaritas kepada Ukraina.

Demir menganggap ada pengabaian mengenai kekerasan di Timur Tengah dan berharap masalah kemanusiaan di daerah tersebut juga mendapat perhatian.

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button