Market

Musim Paceklik Dana Murah Perbankan, Ekonom Indef: Anak Muda Lebih Tertarik Saham


Lambat laun, tabungan bank tak lagi dilirik para pemilik duit di republik ini. Khususnya kaum milenial, lebih tertarik bermain saham. Karena menjanjikan cuan gede.

Ekonom senior Indef, Aviliani mengatakan, pertumbuhan tabungan masyarakat di perbankan, sepanjang 2023, sangat kontet. Angkanya hanya 4 persen. Sedangkan pertumbuhan tabungan atau dana pihak ketiga (DPK) per November 2023, hanya 3,8 persen secara tahunan (year on year/yoy).

“Sedangkan giro tumbuh 3,4 persen (yoy), tabungan dan simpanan berjangka tumbuh 2,5 persen (yoy) dan 5,2 persen (yoy),” papar Aviliani dikutip Jumat (29/12/2023).

Aviliani mengatakan, landainya pertumbuhan DPK ini, dipantik pergeseran pola menabung di masyarakat. Kelompok anak muda atau milenial, tidak lagi tertarik untuk menabung. Mereka lebih tertarik saham atau obligasi.

“Kecenderungan milenial sekarang, tidak hanya menempatkan uangnya di bank. Sebenarnya mereka sudah pakai instrumen saham dan obligasi. Ke depan, DPK semakin rendah,” kata Aviliani.

Dia menilai, apabila pelemahan peningkatan tabungan ini, dibiarkan, maka berdampak negatif terhadap industri perbankan. Sebab, pertumbuhan DPK ini, tidak sejalan dengan pertumbuhan permintaan kredit yang masih tinggi.

Aviliani mencatat, kredit perbankan tumbuh 9,7 persen (yoy) pada November 2023. Kredit modal kerja tumbuh 10,2 persen (yoy), sedangkan kredit investasi dan konsumsi masing-masing di bawah 10 persen (yoy). Di sisi lain itu tadi, duit masuk ke bank lewat tabungan, loyo. 

Karenanya, Aviliani menilai, perbankan perlu berinovasi agar produk-produknya menarik. Agar masyarakat berbondong-bondong menaruh uangnya di tabungan. “Kalau tidak, bank akan kesulitan mendapatkan dana pihak ketiga. Itu, kenapa regulator perlu juga melihat situasi ini. Jangan situasi berubah, regulasinya justru tidak berubah,” kata dia.

 

Back to top button