News

Elektabilitas Satu Persen, Airlangga Berpotensi Menghambat Golkar

Politikus senior Partai Golkar, Lawrence T.P Siburian mengaku miris dengan nasib partai beringin di bawah kepemimpinan Ketua Umum Airlangga Hartarto. Hal ini merujuk pada tingkat elektabilitas Airlangga yang hanya satu persen di sejumlah bursa capres-cawapres lembaga survei.

“Ini kita hanya melihat dari segi partainya. Dari segi elektabilitas pak Airlangga satu persen, untuk menang itu harus 50+1. Sekarang partai mana yang mau berkoalisi dengan Partai Golkar yang elektabilitasnya cuma satu,” tuturnya di Jakarta, Rabu (12/7/2023).

Rendahnya elektabilitas Airlangga ia nilai akan berdampak bagi langkah Golkar di Pemilu 2024. Dengan kondisi ini, Lawrence pesimis Golkar bisa meraih kemenangan dalam pesta demokrasi mendatang.

“Sementara suara partai yang ada sekarang ini berkisar 25-30 persen. Tentu harus berjuang untuk mendapatkan 50 persen+1. Tapi dengan kepemimpinan Airlangga, secara logika ada di kisaran 25 persen+1, Partai Golkar pasti tidak menang lah, 26 persen,” ujar dia.

Ia khawatir, tidak hanya gagal menang, tapi bisa saja jika kondisi ini terus dibiarkan, Golkar akan semakin terpuruk. “Partai Golkar adalah partai yang besar, jangan sampai turun menjadi partai menengah apalagi partai kecil,” ucapnya.

Kinerja Airlangga sebagai ketum, ia nilai buruk, tidak sesuai dengan amanat Rapimnas yang memberi mandat kepada Airlangga untuk maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

“Mana pertanggungjawaban yang dia berikan kepada pengurus itu. Bagaimana dia mempertanggungjawabkan. Dia mau buang badan, dia mau menyepelekan, tidak menganggap itu, tidak bisa,” kata dia.

Selain itu, dia juga mengendus ada upaya dari Airlangga untuk merevisi Rapimnas melalui Rakernas. Menurutnya upaya ini sia-sia, hanya menambah daftar pelanggaran Airlangga.

“Karena apa? Fungsi rakernas dalam AD/ART Partai Golkar Pasal 39 ayat 5a, yaitu menyusun dan mengevaluasi program kerja, bukan mengambil keputusan politik,” jelasnya.

Back to top button