Market

Ekonom: Musim Resesi Jadi Momentum Orang Kaya Borong Aset Murah

Rabu, 26 Okt 2022 – 20:31 WIB

Banyak kalangan meyakini, tahun depan bakal terjadi resesi global. Namun, pagebluk ekonomi ini tak berlaku untuk kelompok kaya. Kesempatan menumpuk aset.

Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto membeberkan, pasti ada perbedaan dari kelompok masyarakat kaya, menengah dan miskin saat menghadapi situasi krisis atau resesi global.

“Kalau orang kaya, karena fleksibilitas keuangan memang ada bahkan tak terbatas, justru kesempatan untuk membeli aset. Mumpung harga sedang turun (properti, saham, dan seterusnya),” papar Eko kepada Inilah.com, Jakarta, Rabu (26/10/2022).

Ketika situasi normal dan harga naik, kata Eko, kelompok kaya itu, tak akan segan melepas aset atau investasinya.

“Saat ekonomi mulai booming, mereka akan jual. Strategi ini dapat dipakai jika mereka cukup bisa memproyeksi kapan resesi akan berakhir,” terang Eko.

Sedangkan masyarakat menengah ke bawah, lanjut Eko, akan memilih untuk mengetatkan ikat pinggang sekencang-kencangnya. Sesekali mencoba berinovasi dari sebuah peluang bisnis. “Strateginya adalah berhemat dan inovasi bisnis di tengah risiko resesi. Hal ini karena dalam situasi resesi tidak semua sektor akan terdampak parah,” tegasnya.

Eko menerangkan, ketika masa resesi, suku bunga tabungan atau imbal hasil dari produk keuangan, bakal naik. Karena bank sentral mengerek naik suku bunga acuan. Di sisi lain, harga komoditas khususnya pangan ikut naik. Kondisi ini seharusnya ditangkap sebagai peluang bisnis bagi petani.

“Harga emas naik, tren dollar sebagai safe heaven akan menarik, harga beberapa komoditas pangan akan ikut naik, menjadi peluang bisnis bagi petani dan rantai nilai disekitarnya,” sambungnya.

Lalu kapan berakhir? Menurut Eko, bergantung kondisi geopolitik dunia. Khususnya perang Rusia-Ukraina. “Nah, ancaman resesi kali ini baru akan berakhir saat geopolitik berakhir, perang berakhir, sanksi-sanksi ekonomi berakhir. Kalau (di masa pandemi) Covid kemarin kan faktor penyelesainnya (dengan adanya) penemuan dan suksesnya uji coba vaksin,” jelasnya.

Meski begitu, dengan situasi ekonomi yang melambat, maka masyarakat harus dapat mengembangkan inovasi dan kreativitas agar dapat bertahan selama resesi berlangsung.

“Dalam situasi ekonomi melambat, pengembangan inovasi dan kreativitas usaha tetap harus jalan. Seperti saat Covid meninggi, justru banyak yang meraup laba dari jualan secara online,” pungkasnya.

Back to top button