Market

Ekonom: Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat Dorong UMKM Cepat Naik Kelas


Rencana Kementerian BUMN melebur (merger) Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan Unit Usaha Syariah BTN (BTN Syariah),  sudah sejalan dengan amanat konstitusi.

“Bank hasil merger itu, akan memberikan manfaat yang sebesar besarnya bagi publik termasuk membuka akses pembiayaan dan meningkatkan taraf hidup para pelaku UMKM,” kata ekonom Centre for Banking Crisis (CBC), Ahmad Deni Daruri dikutip Rabu (21/2/2024).

Kata Deni, BTN Syariah hasil merger itu, nantinya akan memainkan peran penting dalam memajukan UMKM yang disesuaikan dengan bisnis model dan strategi perseroan.  

“BTN Syariah itu kan bisnis utamanya pembiayaan rumah, ya sudah pasti mereka akan konsisten di bisnis itu. Apalagi jumlah penduduk yang belum memiliki rumah masih sangat tinggi dan negara memberikan mandat bagi BTN untuk mengatasi masalah ini,” kata Deni, menanggapi pernyataan pengurus PP Muhammadiyah Anwar Abbas, beberapa waktu lalu.

Patut dicatat, kata Deni, jutaan penduduk Indonesia masih belum memiliki hunian layak, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dan jika data tersebut dikerucutkan lagi, banyak pelaku usaha mikro sektor informal seperti pedagang pasar, pengrajin, komunitas tukang cukur, pedagang keliling dan lain sebagainya yang belum punya rumah.

“Meningkatkan taraf hidup UMKM itu bisa dengan banyak cara. Bank bank besar seperti BRI, BNI, Mandiri atau institusi finansial mikro seperti PNM tentu membantu UMKM dengan menyediakan modal kerjanya. Sementara BTN membantu UMKM untuk memiliki hunian yang membuat mereka hidup secara layak. Jadi masing masing bank menjalankan perannya dengan tujuan besar yang sama,” kata Deni.  
   
Deni menegaskan, penyaluran kredit industri perbankan ke segmen UMKM yang saat ini masih minim proporsinya dibandingkan kredit ke korporasi besar, tidak ada hubungannya dengan rencana merger BTN Syariah dan Muamalat.

“Ini adalah pekerjaan rumah bersama industri. Tidak perlu didikotomikan secara serampangan. Kalaupun Muamalat dibiarkan berdiri sendiri, apakah membuat jumlah kredit UMKM menjadi tumbuh besar? ya enggak lah. Justru Muamalat perlu dimerger agar permodalannya menjadi lebih besar sehingga bisa berbuat lebih banyak dalam menggerakkan sektor riil,” katanya.  

Deni menerangkan, bank penyalur kredit UMKM terbesar saat ini adalah BRI. Disusul Bank Mandiri dan BNI, Jika ketiga bank BUMN itu, menggenjot kredit UMKM hingga 100 persen, apakah proporsi kredit UMKM terhadap kredit korporasi, langsung melonjak? Ya tidak juga.

“Itulah repotnya kalau kita membahas sesuatu hanya pakai narasi besar, lalu lupa pada detail. Masak, setiap kali ada upaya konsolidasi perbankan, selalu ada yang benturin ke konstitusi dan UMKM. Enggak nyambung,” kata Deni.

Sejatinya, Anwar Abbas bukan kali ini saja bicara keras terkait agenda konsolidasi perbankan. Saat merger BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM) dan BRI Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI), dirinya juga sering melontarkan kritik tajam.

Bahkan sempat mengancam akan menarik seluruh dana milik Muhammadiyah dari bank tersebut, jika proses merger tetap dilanjutkan. Ia juga sempat mengutarakan ide untuk mendorong Muhammadiyah memiliki bank sendiri sebagai implementasi idealisme bank milik ummat.

Saat ini, BSI menjadi satu-satunya bank syariah berskala besar di Tanah Air. Baru brumur 3 tahun telah mencatatkan pertumbuhan kinerja yang mewarnai industri perbankan syariah. 
 

Back to top button