Market

Dulu AHY Caci Maki Food Estate Jokowi, Kini Malah Siapkan Lahannya


Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ingin menyiapkan lahan untuk program food estate. Padahal, sebelum jadi menteri, AHY adalah pengkritik keras food estate. Pangkat dan jabatan bisa merubah seseorang.

Keinginan putra mantan Presiden SBY itu, terucap saat acara Pembukaan Rapat Kerja Nasional Kementerian ATR/BPN 2024, Jakarta, Kamis (7/3/2024). Penyiapan lahan untuk food estate ini, seiring kejar target 2.000 Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

Kata AHY, RDTR ini mempunyai peran penting, yakni membuka gerbang investasi dalam negeri. Selain itu, RDTR juga menjadi panglima pembangunan untuk semua sektor, termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN).

“RDTR mempunyai peranan penting sebagai panglima pembangunan sekaligus pintu mendapat investasi. Ini berlaku semua sektor terutama proyek pembangunan, termasuk PSN, termasuk pengadaan lahan untuk program food estate,” kata AHY.

Tekad AHY akan menyiapkan lahan untuk food estate, tentu mengejutkan. Sebelum menjabat menteri, dia pernah menyampaikan kritik menohok terhadap prohgam lumbung pangan ini.

Mengingatkan saja, pada 14 Maret 2023, AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat menyampaikan pidato politik yang cukup keras menentang food estate yang digagas Presiden Jokowi.

Dia bilang, tata kelola pemerintah (Jokowi) yang tidak berjalan balik, menghasilkan banyak program serampangan alias tidak melalui perencanaan yang matang. Salah satunya ya itu tadi, program food estate.

“Grusa-grusu, terburu-buru dan kurang perhitungan. Contohnya, alokasi anggaran triliunan rupiah untuk pengembangan kawasan pangan berskala luas. Apa kabar program food estate,” tandasnya.

AHY menyampaikan, banyak akademisi pertanian dan aktivis lingkungan mengkritik program food estate. Program pangan yang mengandalkan eksentifikasi lahan namun mengabaikan ekologi dan masalah sosial.

“Kedaulatan pangan seharusnya beriorentasi kepada pemberdayaan dan pelibatan masyarakat, serta mengindahkan aspek kesimbangan lingkungan, keberlanjutan dan tradisi masyarakat lokal,” paparnya.

Intinya, realisasi food estate sama sekali tidak memberikan nilai tambah terhadap kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Hal ini, disebut AHY berlawanan dengan mazhab ekonomi yang dianut Partai Demokrat. 
 

Back to top button