Market

Antrian Panjang BBM Subsidi Bikin Jebol APBN, Menko Luhut Harus Tanggung Jawab

Pepatah bilang: Mulutmu Harimau-mu, sepertinya tepat untuk menggambarkan pernyataan Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut B Pandjaitan yang menciptakan panic buying masyarakat di SPBU. Antrian pembeli BBM bersubsidi terjadi di mana-mana.

Hari-hari ini, antrian panjang yang mencerminkan aksi panic buying di SPBU, jelas berdampak tak baik. Persediaan BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar di SPBU menjadi cepat habis.

Atas fenomena ini, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto tak kuasa memendam kegundahannya. Spontan, politisi Partai NasDem ini, menuding Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut B Pandjaitan.

Akhir pekan lalu, Menko Luhut sempat memberikan pernyataan yang agak provokatif. Bahwa Presiden Jokowi akan segera mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Untuk itu, rakyat perlu bersiap-siap.

Kembali ke Sugeng, pernyataan Menko Luhut yang dinilai tak elok itu, memantik antrian panjang di SPBU. Masyarakat berbondong-bondong menuju SPBU untuk memborong Pertalite atau Solar.

“Maaf saya kritik Pak Luhut Panjaitan yang mengumumkan bahwa minggu depan akan ada kenaikan BBM. Ini terjadi ‘rush’ di mana-mana. Di pom bensin Pertamina khususnya, dirush oleh pengguna pertalite,” ujar Sugeng, Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Sugeng menjelaskan, pernyataan Luhut tersebut membuat pengendara melakukan panic buying terhadap BBM subsidi dalam beberapa hari terakhir hingga membuat komoditas itu menjadi langka. Kondisi itu, dikhawatirkan mempercepat jatah BBM subsidi habis pada Oktober depan. “Boleh cek di pom bensin terjadi kelangkaan. Per Oktober saja, tidak ada fenomena rush, kuota pasti habis kalau tidak ditambahkan,” tandasnya.

Mengingatkan lagi, saat memberikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin secara daring, Jumat (18/8/2022), Menko Luhut menyebut Presiden Jokowi kemungkinan besar mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi yakni Pertalite dan Solar pada minggu ini.

“Mungkin minggu depan, presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini. Jadi presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita pertahankan, karena harga BBM kita termurah. Dan, itu membebani APBN,” kata Menko Luhut.

Back to top button