News

Duet Anies-Cak Imin, Demokrat: Ibarat Sudah Lamaran Tapi Nikahnya dengan Orang Lain

Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron meyakini bahwa bakal calon presiden, Anies Baswedan kerap menjalin pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

“Mungkin ada pertemuan-pertemuan yang lain yang kita tidak tahu, yang kami tidak tahu. Kan tidak mungkin satu dua kali bertemu langsung klop gitu, pasti ada pertemuan-pertemuan yang memang di luar pertemuan-pertemuan kami,” jelas Herman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (1/9/2023).

Herman mengaku kecewa, alih-alih memilih Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),  Anies justru mengeluarkan keputusan untuk menggandeng Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (Bacapres) pada Pemilu 2024 nanti,

“Seperti orang lah, sudah mau nikah, nyiapin panggung, sudah ada janur tiba-tiba kok nikahnya sama orang lain, tanpa memberitahu dan sebagainya, gimana perasaan kita ya toh,” kata Herman.

Peristiwa ini, juga membuat dirinya ingin masyarakat tahu bahwa dalam membangun politik, seharusnya moral dan etika tetap dikedepankan.

“Sehingga juga ini nanti akan menjadi tuntunan kehidupan berbangsa dan bernegara, yang baik untuk seluruh rakyat Indonesia,” imbuh dia.

Tak hanya pertemuan antara paslon ini, Herman juga mengetahui bahwa pada 29 Agustus lalu, Ketum Partai NasDem, Surya Paloh bertemu dengan Cak Imin di NasDem Tower.

“Oh ya kami mendapat informasi tanggal 29 di Nasdem tower. (Paloh bertemu langsung dengan Cak Imin) ya, termasuk mempersiapkan draft koalisi dan capres cawapres, kami detail lah punya informasi,” jelasnya.

Hal-hal seperti ini, tentu membuat Demokrat merasa aneh, mengapa Anies tidak menyampaikan secara baik-baik kepada partainya.

“Lho bagaimana nanti menjadi presiden, belum jadi presiden kok kita tidak membangun trust (kepercayaan), tidak membangun etika komunikasi yang baik, izin dulu, kulonuwun dulu, kami juga bisa memakluminya,” tegas Herman.

Bahkan, tambah dia, AHY sudah berulang kali menyatakan bahwa siapapun cawapres Anies, tidak masalah selama dijelaskan secara rasional mengapa Eks Gubernur DKI Jakarta tersebut menggandeng figur tersebut.

“Tetapi kalaukemudian diam-diam, kemudian kaami tahu dari informasi yang beredar di luar, tahu informasi dari someone, ya tentu ini namanya pengkhianat terhadap kedepan bersama,” tutur dia.

“Ini yang kemudian menyulut terhadap rasa kesedihan dan emosi teman-teman pengurus partai di semua tingkatan,” tutup Herman.

Back to top button