Market

Di Mata Eks Mendag Tom Lembong: Jokowi Adalah Pemimpin Gagal


Di balik tampang klimis Thomas Lembong, mantan Menteri Perdagangan (Mendag) dan BKPM di periode pertama Presiden Jokowi, adalah sosok pemberani. Tak segan kritik mantan bosnya.

Dalam acara “Pemuda Harsa: Bangga Bicara” di On3 Senayan, GBK, Jakarta, dikutip Sabtu (10/2/2024), Tom Lembong, sapaan akrabnya, terang-terangan mengaku menyesal bisa menjadi menteri dari Presiden Jokowi.

Karena, banyak kegagalan yang dicapai Presiden Jokowi saat berkuasa. Khususnya dari sektor perekonomian. Saat menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atau Mendag, dia mempelajari beberapa data yang menyebut sejumlah kegagalan Jokowi. “Saya juga memiliki rasa penyesalan yang cukup besar karena pernah menjadi bagian dari pemerintah,” ujar Tom Lembong.

Menurutnya, banyak strategi pemerintah yang hasilnya tidak memuaskan. Bahkan, ia menyebut bahwa ada banyak kegagalan.

Salah satu contoh kegagalan yang dijelaskannya adalah ketidakmampuan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi di mana selama 10 tahun terakhir, jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami pertumbuhan yang berarti.

Selanjutnya, ia juga menyajikan data yang menurutnya lebih akurat dan mencerminkan keadaan sesungguhnya daripada hanya mengandalkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam Produk Domestik Bruto (PDB). Ia juga mengungkapkan tentang data penjualan sepeda motor.

Tom Lembong mengklaim, pada 2013 silam, terjadi puncak penjualan sepeda motor hingga mencapai 7,9 juta unit. Namun, dari tahun ke tahun, angka tersebut mengalami penurunan, terutama karena dampak pandemi. Saat ini, penjualan motor hanya sekitar 5 juta unit per tahun.

Bahkan, menurut dia, dalam sepuluh tahun terakhir, kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan hingga muncul potensi kemunduran.

Trend yang sama juga terlihat pada pertumbuhan pembelian mobil dan barang elektronik, yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh ketimpangan.

Selama sepuluh tahun terakhir, fokus kebijakan ekonomi lebih berorientasi pada investasi. Sebagai mantan Kepala BKPM, ia menyadari bahwa sebagian besar investasi masuk ke sektor-sektor yang membutuhkan modal besar, bukan pekerjaan.

Tom Lembong menyoroti bahwa aliran investasi lebih condong ke industri seperti pertambangan dan perkebunan. Namun, menurutnya, hanya sekitar 20% dari investasi tersebut yang dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya pemerintah untuk mendorong perkembangan sektor jasa.

Industri hanya menyumbang sekitar 18% dari ekonomi Indonesia, sementara sektor jasa mencapai 52%. Sebagai contoh, sektor jasa meliputi pendidikan, kesehatan, keuangan, transportasi, dan properti, yang pada akhirnya menciptakan lapangan kerja.

 

Back to top button