Ototekno

Data Sirekap KPU Banyak Ngaco Picu Sentimen Negatif dan Kemarahan Netizen


Analisis terbaru dari Drone Emprit mengungkap responsivitas netizen terhadap berbagai kesalahan yang muncul dalam penggunaan Sirekap selama Pemilu 2024. Sirekap, aplikasi rekapitulasi suara yang digunakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), mendapat sorotan khusus dari pengguna media sosial karena sejumlah kekeliruan dalam mengunggah data dari tempat pemungutan suara (TPS).

Pantauan yang dilakukan pada 14 hingga 15 Februari menunjukkan bahwa netizen di berbagai platform media sosial sangat antisipatif terhadap hasil pemilu yang akurat dan adil. Drone Emprit mengidentifikasi tiga emosi utama dari unggahan netizen: ‘Anticipation’, ‘Anger’, dan ‘Surprise’, dengan ‘Joy’ menjadi emosi keempat.

1. Anticipation: Netizen menunjukkan keinginan kuat untuk hasil pemilu yang akurat dan adil, termasuk permintaan audit dan transparansi Sirekap, dengan total unggahan mencapai 16.400.

2. Anger: Kegagalan OCR (optical character recognition) di Sirekap, dugaan manipulasi untuk keuntungan paslon nomor urut 2, serta frustrasi terhadap akses Sirekap yang bermasalah menjadi sumber utama kemarahan, dengan total unggahan mencapai 12.200.

3. Surprise: Perbedaan signifikan antara angka di formulir C1 dan data Sirekap, serta kecurigaan terhadap kecurangan sistematis menyebabkan kejutan di kalangan netizen, dengan total unggahan sebanyak 6.000.

4. Joy: Terdapat 4.100 unggahan yang menunjukkan rasa senang, meskipun konteksnya tidak sepenuhnya positif, mengingat beberapa di antaranya berkaitan dengan kekesalan terhadap perbedaan data antara situs real count KPU, Pemilu24, dengan data di aplikasi Sirekap.

Kesalahan Sirekap, khususnya terkait dengan ketiadaan fitur pengecekan kesalahan terhadap entri data, mendapat kritik dari para ahli, termasuk Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha. Ketua KPU Hasyim Asy’ari memohon maaf atas kekurangan dalam pembacaan data dan menegaskan tidak ada niat manipulasi atau pengubahan hasil suara.

Analisis Drone Emprit ini menggarisbawahi tingginya antisipasi dan kritik dari masyarakat terhadap proses pemilu, terutama dalam penggunaan teknologi rekapitulasi suara yang diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan akurasi hasil pemilu.

Back to top button