Hangout

Cegah Kanker Paru-Paru dengan Deteksi Dini

Selasa, 08 Nov 2022 – 16:26 WIB

Kanker Paru-Paru

Mungkin anda suka

Istockphoto

Pengurus Pusat Yayasan Kanker Indonesia, Prof. dr. Elisna Syahrudin, PhD. SpP(K), dalam diskusi memperingati Bulan Kesadaran Kanker Paru 2022 menyebutkan perlunya deteksi dini kanker paru-paru guna mengurangi faktor risiko kanker paru.

“Gejala paling umum pada saluran napas atau respirasi yaitu batuk, bernapas pendek atau sesak napas dan nyeri dada,” ujarnya saat temu media virtual, Jakarta, Selasa (8/11/2022).

Berdasarkan data Globocan 2020, di Indonesia terdapat 34.783 pasien baru kanker paru yang mana merupakan urutan ketiga kanker terbanyak dan urutan pertama kanker penyebab kematian sekitar 13,2 persen atau sebanyak 30.843 jumlah kematian.

Sementara itu, Prof. Elisna mengatakan gejala lain nya adalah seperti kelelahan hingga nyeri dada. Ia mengatakan jika sudah merasakan gejala tersebut sebaiknya periksa ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

“Gejala lain yaitu kelelahan yang tidak dapat didefinisikan, muka membengkak, batuk berdarah, terdapat perubahan pada mucus atau lendir, terdapat perubahan pada suara atau napas dan nyeri pada bahu, punggung atau lengan,” katanya.

Masih menurutnya, mayoritas pasien sudah pada stadium lanjut ketika mereka pertama kali merasakan gejala. Sehingga langkah tepat yang diambil adalah deteksi dini untuk memperpanjang harapan hidup.

“Maka usaha deteksi dini secara langsung akan memperpanjang harapan hidup. Kabar baiknya, pasien kanker paru stadium lanjut yang mendapat pengobatan spesifik berdasarkan karakteristik kelainan molecular akan menunjukan hasil yang baik,” sambungnya.

Sebagai penutup, beliau menekankan pemeriksaan kanker paru sangatlah penting untuk memahami kanker yang dialami pasien secara spesifik. Dengan demikian, pasien dapat memperoleh pengobatan dengan hasil yang optimal dan bertahan hidup lebih lama.

Back to top button