Market

Bursa Kripto Bitfront Kena Efek Kebangkrutan FTX

Perusahaan penukaran kripto asal Amerika Serikat (AS), Bitfront mengumumkan jika mereka akan berhenti beroperasi. Dengan adanya langkah pengentian operasi, Bitfront langsung menangguhkan pendaftaran baru dan pembayaran kartu kredit saat ini.

“Namun, terlepas dari upaya kami … kami dengan menyesal memutuskan bahwa kami perlu menutup BITFRONT untuk terus mengembangkan ekosistem blockchain LINE dan ekonomi token LINK,” kata perusahaan yang berbasis di California itu dalam sebuah pernyataan di situs webnya yang dikutip, Selasa (29/11/2022).

Perusahaan mengatakan saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam bisnis kripto. Namun Bitfront tengah berupaya untuk mengatasi tantangan yang ada dalam perkembangan industri ini.

Meski begitu Bitfront memastikan langkah yang perusahaan ambil ini dengan menghentikan operasinya tidak terkait dengan isu terkini. Maksud dari isu terkini adalah soal tuduhan pelanggaran terkait pertukaran kripto. Hal ini sangat wajar mengingat kasus kebangkrutan bursa kripto terbesar yakni FTX masih terus bergulir.

Bitfront mengatakan pihaknya telah menangguhkan seluruh pendaftaran baru dan pembayaran kartu kredit per 28 November 2022. Selain itu Bitfront juga akan menangguhkan penarikan pada 31 Maret 2023.

Perusahaan juga mengumumkan jika mereka akan membayarkan bunga setoran yang pelanggan lakukan antara 5-11 Desember. Pembayarannya akan perusahaan tunaikan pada 13 Desember 2022.

Sebelumnya bursa kripto terbesar di dunia FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan ke pengadilan. Setelah mengajukan kebangkrutannya, FTX saat ini menjadi subjek investigasi oleh pihak berwenang atas pelanggaran kriminal.

Sementara itu, Komisi Sekuritas Bahamas telah membekukan aset FTX setelah sehari perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan pada Jumat (11/11). Selanjutnya Sekuritas Bahamas menunjuk likuidator untuk menjalankan unit FTX mulai Senin (14/11).

Pembekuan dan pengambialihan ini sudah mendapatkan persetujuan dari Mahkamah Aguang Bahamas. Selain itu, pengadilan juga menunjuk dua anggota dari firma akuntansi PwC untuk mengawasi FTX Digital Markets Ltd, anak perusahaan FTX yang berlisensi di negara tersebut.

Back to top button