Market

Kenaikan HET Beras Bikin Susah Masyarakat Bawah, Bapanas Diminta Strategi Baru


Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hermanto menyatakan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) hingga Rp14.900 untuk beras premium dan Rp12.500 untuk beras medium berdampak pada masyarakat kelas bawah.

Mungkin anda suka

“Bila HET beras medium diperpanjang masa relaksasinya, hal itu berdampak pada masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah yang jumlahnya sangat besar, itu dapat memperlemah daya beli masyarakat,” ujar Hermanto kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Hermanto menekankan, kebijakan tersebut perlu sangat hati-hati di tengah kondisi ekonomi dan penghasilan masyarakat tidak mengalami peningkatan.

Sedangkan untuk beras premium, katanya, memang ditargetkan untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke atas, sehingga bila perpanjangan relaksasi HET dengan maksud memberi margin yang besar bagi petani, maka hal itu dapat dipahami demi pemerataan pendapatan.

“Namun relaksasi HET secara umum dapat memicu inflasi. Ada baiknya Bapanas membuat strategi pengadaan sebanyak mungkin stok beras dalam negeri dengan membeli beras petani,” kata Hermanto.

Selain itu, lanjut dia, mempertahankan HET yang lama serta mendorong pengadaan pupuk yang murah bagi petani, tepat waktu, dan perbaikan irigasi oleh pemerintah.

Secara terpisah, Anggota Komisi IV DPR lainnya, Johan Rosihan menilai kenaikan HET tidak menguntungkan petani, melainkan hanya pengusaha beras saja.

“Kebijakan Bapanas ini hanya menguntungkan pelaku usaha perberasan, yang menikmati harga tinggi, namun petani malah tidak merasakannya,” tegas Johan.

Ia mengatakan, hal ini dikarenakan posisi petani yang sekarang bukan lagi hanya sebagai produsen, tapi juga sekaligus sebagai konsumen.

“Maka kebijakan ini, justru malah merugikan petani kita. Relaksasi HET yang semakin tinggi akan menyulitkan semua kelompok masyarakat. Bagi pedagang, semua usaha menjadi sepi ketika harga beras mahal, dan bagi rakyat kecil apalagi, pasti semakin terpukul dengan harga beras yang melonjak,” terangnya.

Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah segera mengevaluasi HET beras, terlebih Bapanas seakan tak konsisten dengan janjinya.

“Bapanas tidak konsisten dengan janjinya sendiri, bahkan pada Maret lalu pernah berjanji bahwa kenaikan HET beras hanya sampai 23 Maret, namun faktanya terus dilakukan relaksasi,” tutur Johan.

Dia menambahkan, DPR telah meminta Bapanas agar HET beras segera dievaluasi, sebab sebenarnya keseimbangan harga beras telah terbentuk pada awal tahun ini.

Back to top button