Market

Blok Migas Masela, KSP Yakin Jadi Berkah Masyarakat Maluku

Pemerintah daerah bersama masyarakat harus mempersiapkan diri menjelang pengoperasian Blok Migas Masela di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku yang dijadwalkan beroperasi antara tahun 2027 hingga 2009.

“Diharapkan sebelum berakhirnya pemerintahan ini, sudah ada kejelasan tentang Blok Masela dan perlu dikawal ke depan termasuk peran dari pemerintah provinsi dan legislatif serta anggota DPD RI maupun DPR RI yang akan bertugas ke depannya,” kata Deputi I Kantor Staf Kepresidenan RI, Febry Calvin Tetelepta di Ambon, Jumat (18/8/2023) malam.

Apalagi, katanya, Blok Masela akan menjadi berkat bagi Maluku karena kurang lebih dalam pembangunan konstruksi itu membutuhkan sekitar 30 ribu tenaga kerja.

Nantinya bila sudah beroperasi maka dibutuhkan antara 3.000 hingga 4.000 tenaga kerja yang sangat profesional dan supir bis di darat sehingga masyarakat Tanimbar maupun regional akan mendapatkan keuntungan besar.

“Kita berharap agar logistik tidak boleh keluar dari luar Maluku dan kalau tidak mempersiapkan diri sehingga datang dari daerah lain seperti NTT,” ucapnya.

Pada 20 Juli 2023 lalu, ada perkembangan sangat positif dari Blok Masela. Kemajuan ini setelah Pertamina dan Petronas mengambil alih saham Shell 35 persen. Untuk Pertamina 20 persen, sedangkan Petronas 15 persen.

Setelah itu semakin kita optimis lagi pada saat itu adalah penandatanganan MoU antara Pertamina dengan INPEX untuk pipanisasi.

“Kalau itu terjadi maka kami sebagai anak Maluku optimis bahwa masalah saham Shell selama ini menjadi jalan keluar yang sangat serius dan berikutnya pasti terjadi perubahan POD dengan mempercepat pembangunan Blok Masela,” jelas Febry.

Maka ke depan Kantor Staf Presiden mendorong secara teknis kelanjutan pelaksanaan Blok Masela. Mengutip laman esdm.go.id, pengembangan hulu migas di Blok Masela diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi sekitar ekuivalen 10,5 juta ton (mtpa) per tahun (sekitar 9.5 juta ton LNG per tahun dan 150 mmscfd Gas Pipa).

Blok Masela saat ini dikelola oleh Inpex sebagai operator dengan kepemilikan saham 65% dan Shell Upstream Overseas Services sebesar 35%. Blok Masela di sekitar Laut Aru, telah dieksplorasi sejak 1998.

Back to top button