Market

Bikin Asumsi Nilai Tukar Rp15.000/US$, Ekonom: Sri Mulyani Parah Ngawurnya


Saat ini, nilai tukar (kurs) rupiah terus melemah hingga level Rp16.260 per dolar AS (US$). Kata Menteri Keuangan (Menkeu), kurs rupiah tidak melemah. Tetapi kurs dolar AS yang menguat terhadap rupiah.

Menurut Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menerangkan kurs dolar AS memang melonjak cukup tinggi. Pada 16 April 2024, dia mencatat tembus Rp16.302/US$. Bahkan kurs spot sempat menyentuh Rp16.337 per dolar AS pada keesokan harinya.

“Tentu saja BI tidak tinggal diam. Intervensi. Tapi, kurs dolar hanya turun sedikit. Saat ini, Masih bertengger di atas Rp16.200 per dolar AS,” kata Anthony, Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Pada Jumat (19/4/24), kurs dolar AS masih melanjutkan tren naik. Otoritas moneter masih berjuang keras intervensi, menjaga dolar agar jangan tembus Rp16.300. Fluktuatifnya kurs dolar AS, itu hal biasa. Tapi, kalau naik terus, berarti bahaya.

“Masalahnya, asumsi, atau prediksi, kurs dolar AS di APBN 2024 hanya Rp15.000. Nampaknya, prediksi Sri Mulyani ini salah besar. Pasti melenceng jauh,” paparnya.

Melenceng? Kata Anthony, pemerintahan Jokowi pastilah menyalahkan konflik Iran-Israel. “Begitulah, pemerintah selalu mempunyai 1001 alasan untuk pembenaran. Kali ini, serangan Iran ke Israel menjadi kambing hitam. Gara-gara Iran, kurs rupiah anjlok. Begitu respons beberapa menteri, kompak menuding serangan Iran membuat kurs rupiah loyo,” papar.

Padahal, menurut catatan Anthony, rupiah sudah ‘loyo’ sejak awal tahun. Kurs rupiah pada awal Januari 2024, masih cukup ok, Rp15.390 per dolar AS. Kemudian ‘ringsek’ di level Rp16.215 pada 17 April 2024. “Merosot 825 rupiah. Itu sangat signifikan. “Alasan pemerintah bahwa serangan Iran membuat rupiah loyo hanya ilusi,” tegasnya.

 

Back to top button