Market

4 Tahun Menjabat Dirjen Migas, Tutuka Mundur Tiba-tiba, Ada Apa?


Ketika banyak orang cari muka untuk meraih jabatan basah, Tutuka Ariadji justru mundur dari posisi sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Ada apa?

Terhitung sejak 1 Mei 2024, Tutuka mundur dari jabatan Dirjen Migas Kementerian ESDM. Dia memilih untuk kembali ke Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai guru besar.

Di Direktorat Migas Kementerian ESDM, Tutuka mengabdi sejak November 2020. “Selama bertugas bersama Bapak Dirjen (Tutuka Ariadji), beliau sangat sabar, murah senyum dan kami banyak belajar dari kepemimpinan bapak serta tambahan wawasan serta pengetahuan yang beliau berikan kepada kami,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM, Maompang Harahap, Jakarta. dikutip Kamis (2/5/2024).

Maompang menilai Tutuka telah berkontribusi banyak untuk mengawal program strategis di sektor migas Kementerian ESDM selama menjabat sebagai direktur jenderal sekitar 4 tahun belakangan. “Kami sangat berterima kasih semoga apa yang sudah diberikan kepada kami dan Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi menjadi ladang amal ibadah Bapak,” kata dia.

Pada 2020, Tutuka dipercaya untuk menjabat sebagai dirjen migas Kementerian ESDM. Tutuka membawa pengalaman dan keahliannya yang luas untuk memimpin sektor migas Indonesia di tengah berbagai tantangan dan peluang.

Di bawah kepemimpinan Tutuka, Ditjen Migas mendukung tiga agenda pembangunan nasional pada RPJMN 2020-2024. Yakni, optimalisasi potensi energi migas nasional melalui penawaran lelang wilayah kerja migas, memastikan akses energi yang merata dan terjangkau melalui program penyediaan LPG tabung 3 kg tepat sasaran yang terus digalakkan, serta mendorong transisi energi yang ramah lingkungan melalui program konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) bagi petani dan nelayan sasaran.

Pada Senin (29/4/2024), keluarga besar Ditjen Migas resmi melepas Tutuka dalam agenda Townhall Meeting. Kegiatan ini dilakukan secara berkala setiap tahun diikuti oleh seluruh PNS di lingkungan Direktorat Jenderal Migas.

Kegiatan Townhall Meeting dilaksanakan dalam rangka refleksi dan evaluasi program kerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tahun Anggaran 2024 dan memberikan informasi dan evaluasi terkait current issues dan program kerja Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tahun 2024.

Dalam acara itu, Tutuka mengatakan, Ditjen Migas mesti selalu berkembang mengikuti tuntutan industri migas yang saat ini makin kompleks. Tidak hanya mengurusi persoalan minyak dan gas, tetapi juga karbon dioksida.

“Karena Ditjen Migas yang lebih di depan mengetahui ilmu tentang permukaan dan fluida yang dibawahnya, yang dibawa dari bawah ke permukaan. Nah, karena kita (Ditjen Migas) yang memegang itu, jadi harapannya Ditjen Migas di depan dalam mengelola emisi karbon ke depan,” kata Tutuka.

Praktisnya, kata dia, Ditjen Migas perlu mendorong revisi Undang-Undang Migas ke depan, berkaitan dengan pengelolaan hidrokarbon hingga memasukkan pentingnya perubahan iklim di dalam undang-undang itu nantinya. “Kita perlu tetap mendorong revisi Undang-Undang Migas ke depan,” kata dia. 

Langkah Tutuka seharusnya menjadi contoh, khususnya bagi pejabat yang gagal mewujudkan tugas atau janjinya. Termasuk Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto. Karena gagal mewujudkan janji produksi minyak sejuta barel per hari. Saat ini, produksi minyak (lifting) terus merosot bahkan kurang dari 600 barel per hari. Dampaknya, impor minyak Indonesia terus membesar. 

 

 

Back to top button