News

Beri Kuliah Umum di Unpar Bandung, Ganjar Bicara soal Diskriminasi Warga Minoritas

Bakal calon presiden (bacapres) PDIP, Ganjar Pranowo menjadi pembicara pada Kuliah Umum Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia di Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Rabu (11/10/2023).

Dalam kesempatan itu ia menyinggung soal diskriminasi yang diterima oleh warga minorita atau keturunan Tionghoa. Seraya menceritakan bagaimana upayanya dalam menghapus perlakuan tidak adil ini, saat masih menjabat sebagai anggota DPR RI.

Perjuangan yang ia lakukan dengan turut berkontribusi dalam membidani lahirnya Undang-Undang No 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. Saat itu, kata Ganjar, aturan kewarganegaraan masih mendiskriminasi warga minoritas. UU No.62 Tahun 1958 membedakan warga negara Indonesia dan keturunan.

Ganjar menyerap kegelisahan ini. Bersama teman-temannya di DPR kala itu, ia membidani lahirnya UU No 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. “Waktu itu, kemunculan undang-undang ini disambut suka cita. Sebab UU ini mengusung prinsip kesetaraan, tidak ada diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, kesetaraan gender, dan hak-hak yang sama antara laki-laki dan perempuan. Tidak ada lagi pemisahan WNI dan keturunan. Yang ada hanya WNI dan warga negara asing,” ujar dia.

UU tersebut, sambung dia, juga menguatkan status anak pada tiga kelompok rentan. Yakni anak dari perkawinan campur sah orangtua asing dan indonesia, anak di luar perkawinan sah orangtua asing dan indonesia, serta pengukuhan status WNI anak yang lahir di Indonesia walaupun status orangtuanya tidak diketahui atau meninggal.

“UU ini menguatkan bahwa anak dengan status rentan misalnya tiga contoh itu akan diakui, dilindungi, dan diperlakukan sebagai WNI,” kata Ganjar.

Ganjar berharap dari kisahnya ini bisa menginspirasi para mahasiswa yang hadir. Menurutnya, anak muda harus bisa terlibat dalam sistem untuk mengubah kondisi sosial masyarakat menjadi lebih baik.

“Ada dua cara terlibat, di dalam sistem seperti saya dengan masuk DPR dan menghasilkan undang-undang tersebut atau di luar sistem dengan menjadi pengawas pemerintah,” katanya.

Dua-duanya menurut Ganjar bagus. Asal dijalankan dengan sungguh-sungguh, komitmen pada bangsa dan negara serta integritas dan keberpihakan pada kepentingan rakyat.

Sekadar informasi, kuliah umum dihadiri lebih dari seribu mahasiswa. Mereka nampak antusias menyimak pemaparan gagasan Ganjar selama hampir dua jam. Sedianya panitia mengundang tiga bakal calon presiden, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Namun hanya Ganjar yang memenuhi undangan tersebut.

Back to top button