Kanal

Belum Enam Bulan, Zulhas Tunjukkan Prestasi Moncer

Zulhas mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada kuartal III/2022 tersebut merupakan nilai ekspor tertinggi selama dua tahun terakhir dalam hitungan per tiga bulanan atau per kuartal. Pada kuartal III/2022, total ekspor Indonesia mencapai 78,20 miliar dollar AS (sekitar Rp1.214,65 triliun), mengalami peningkatan 27,30 persen secara tahunan.

Oleh   : Darmawan Sepriyossa

Tampaknya, Zulkifli Hassan memang memiliki garis tangan “bejo” sebagai pengusaha. Pedagang, tepatnya. Belum setengah tahun menjadi menteri perdagangan, beberapa prestasi Zulhas—demikian ia disapa—patut mendapatkan apresiasi dan diacungi jempol.

Misalnya, berbeda dengan lima bulan lalu, kini warga sudah tidak lagi dipusingkan dengan masalah ketiadaan minyak goreng. Mereka bisa kembali bebas memilih untuk mengonsumsi migor kemasan atau jenis lain yang lebih murah, minyak curah. Namun kalau pun enggan membayar lebih, atau ragu dengan kualitas di sisi lain, warga bisa memilih produk program pemerintah, yakni “Minyak Kita” dengan harga Rp 14 ribu per liter. Tidak hanya itu, saat ini ada pula Minyak Makan Merah, yang selain diklaim lebih sehat, juga lebih ekonomis dari sisi harga.

Untuk urusan migor ini, Mendag Zulhas bahkan dengan bangga menyatakan Kemendag telah mampu menurunkan harga 16,46 persen dibanding sekitar lima bulan lalu. “Saat saya ditunjuk sebagai menteri perdagangan, harga rata-rata nasional minyak goreng curah Rp 16.400 per liter. Saat ini harganya telah turun hingga di bawah Rp 14.000 per liter,”kata Menteri Zulhas kepada wartawan, baru-baru ini.

Tidak hanya fokus mengurusi minyak goreng yang sempat menghadirkan kemelut nasional, Zulhas juga serius menangani urusan beras, makanan pokok hampir 90 persen warga Indonesia. Persoalan itu memang menantang, mengingat di saat banyak komoditas lain mengalami turun harga, beras justru memberi andil sebesar 0,03 persen terhadap inflasi bulan Oktober lalu. Selama Oktober, harga beras terus naik lebih dari satu persen.

Salah satu caranya, Kemendag menggandeng Perum Bulog untuk mengamankan pangan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Cara ini nyaris sebagaimana cara-cara pemerintah Presiden Soeharto di masa lalu  menjaga harga beras, sehingga saat itu rakyat Indonesia tak pernah mengeluhkan kekurangan pangan. Hasilnya, penyaluran KPSH beras medium secara nasional sampai 9 November 2022 pun tersedia sebesar 878.155 ton, atau setara 114 persen total realisasi tahun 2021. Dengan stok yang cukup, harga beras medium relatif terjangkau, yakni pada kisaran Rp8.900 per kg.

Sampai akhir pekan lalu, menghadapi Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Mendag Zulhas menyatakan, stok dan harga bahan pokok masih terpantau stabil. Ia menegaskan, pantauan Kemendag untuk bahan pokok tersebut sangat ketat, dan dengan rutin terus memantau perkembangan harga pada 537 titik pasar di 411 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Tampaknya karena disiplin pemantauan tersebut, harga sejumlah barang kebutuhan pokok pun mulai terkendali, bahkan ada yang turun. Hal itu berperan penting dalam menahan laju inflasi bulan Oktober lalu. Beberapa bahan pokok yang turun harga itu misalnya minyak goreng yang turun 5,2 persen, cabai (20 persen), dan telur ayam (8,9 persen), yang ketiganya memberikan andil deflasi sebesar 0,27 persen.

Namun bukan hanya itu kinerja Kemendag yang patut dapat pujian. Sisi perdagangan luar negeri pun tengah bersinar cukup terang. Pada 11 November lalu, misalnya, sembilan perusahaan Indonesia menandatangani kontrak untuk menjual 2,5 juta ton produk minyak sawit senilai 2,6 miliar dollar AS  kepada 13 pembeli Cina. Ekspor itu bisa dilakukan dengan aman, tak akan mengganggu pasokan minyak goreng domestik karena pemerintah telah mengamanatkan eksportir untuk memasok pasar domestik sebelum mereka mendapatkan izin ekspor.

Pertumbuhan ekspor itulah yang menurut Mendag Zulhas menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia, yang tumbuh 5,72 persen selama kuartal III/2022. Pada periode ini, kata dia, pertumbuhan ekonomi didukung ekspor barang dan jasa yang naik 21,64 persen secara tahunan (year on year), dengan kontribusi mencapai 26,23 persen. Angka itu meningkat dari kontribusi pada kuartal II/2022 dengan persentase sebesar 24,74 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami pertumbuhan sebesar 21,64 persen, tertinggi kedua setelah impor barang dan jasa yang tumbuh 22,98 persen. Zulhas mengatakan, nilai ekspor Indonesia pada kuartal III/2022 tersebut merupakan nilai ekspor tertinggi selama dua tahun terakhir dalam hitungan per tiga bulanan atau per kuartal. Pada kuartal III/2022, total ekspor Indonesia mencapai 78,20 miliar dollar AS (sekitar Rp1.214,65 triliun), mengalami peningkatan 27,30 persen secara tahunan. Kinerja ini ditopang oleh ekspor nonmigas yang mencapai 73,84 miliar dollar AS dengan pertumbuhan 26,28 persen.

Ada satu lagi gebrakan Zulhas, yang meski sederhana namun terbilang penting karena mengubah cara-cara transaksi di pasar tradisional. Gebrakan itu adalah digitalisasi pasar tradisional yang pencanangannya dimulai di Pasar Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, 11 November lalu. Paling tidak, dengan digitalisasi tersebut, perputaran uang di pasar tradisional pun tidak hanya mengandalkan uang ‘kartal’ alias uang fisik yang rawan kejahatan. Cara itu pun dinilai akan merangsang kalangan muda dan bergaya hidup modern untuk lebih akrab dengan pasar tradisional.

Memang sederhana, dan tak banyak mensyaratkan hal-hal besar dan sulit. Zulhas sendiri menyatakan, digitalisasi pasar tradisional itu fokus utamanya sederhana, yakni pada pembayaran digital. Dengan digitalisasi—nama yang mungkin terlampau hebat untuk hal sederhana, para pedagang dan pembeli bisa memanfaatkan sejumlah alat pembayaran, seperti dengan kode QR atau mesin EDC (Electronic Data Capture) yang sejak awal millennium sudah biasa digunakan di gerai-gerai waralaba di wilayah perkotaan.

Targetnya, per Januari 2023 nanti, sudah akan ada 1.000 pasar rakyat yang ramah digital, serta 1 juta pedagang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdigitalisasi di seluruh Indonesia.

Zulhas tampaknya berada di tempat dan waktu yang tepat. [ ]

Back to top button