Founder Drone Emprit dan pakar media sosial, Ismail Fahmi, menekankan pentingnya mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk era digitalisasi. Dalam Seminar Nasional ‘Kepeloporan Generasi Digital Menyongsong Indonesia Maju’ di Gedung Heritage Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (21/12/2023), Fahmi mengungkapkan kegembiraannya terhadap langkah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memasukkan digitalisasi ke dalam kurikulum pendidikan dari playgroup hingga SMA.
Menurut Fahmi, inklusi digitalisasi dalam kurikulum sangat penting dan tidak cukup hanya melalui diskusi. Ia menyoroti bahwa tanpa penguasaan teknologi, manusia di masa depan bisa menjadi tidak relevan.
“Anak-anak sekarang harus belajar dari dasar di bidang elektro, karena mereka membutuhkan solusi cepat dan seringkali meminta bantuan AI,” kata Fahmi.
Fahmi juga menyinggung penggunaan teknologi seperti ChatGPT dalam dunia pendidikan, seperti dalam bidang kedokteran dan psikologi.
“Teknologi AI dapat membantu dalam situasi kompleks, namun manusia perlu mengantisipasi agar tidak menjadi tidak berguna,” ungkapnya.
Ia juga menekankan perlunya kebijakan dari Kemenko PMK, termasuk regulasi AI yang sudah ada di luar negeri, untuk menghadapi tantangan teknologi. Fahmi mengingatkan risiko serangan teknologi dengan AI dan ChatGPT jika pemerintah tidak terlibat.
Mengomentari survei di Amerika dan China tentang cita-cita anak muda, Fahmi menyoroti perbedaan aspirasi dan mempengaruhi oleh media sosial.
“Di Amerika, anak-anak ingin menjadi YouTuber, sedangkan di China mereka ingin menjadi astronot. Tiktok di China dikontrol untuk konten positif, membentuk pemikiran yang berbeda,” jelasnya.
Fahmi menyarankan agar pemerintah memiliki pengaruh lebih terhadap platform media sosial seperti Tiktok, untuk memastikan konten positif yang mempengaruhi generasi muda.
“Pemerintah harus memiliki kekuatan untuk berhadapan dengan platform AI, bukan hanya pengguna,” tegas Fahmi.
