Hangout

Belajar Kekayaan Tenun Indonesia dengan Cerita dari NTT

Komunitas Perempuan Berkebaya menggelar kegiatan edukasi bertajuk Cerita Dari Nusa Tenggara Timur, yang dilangsungkan akhir pekan lalu, bertempat di Anjungan Nusa Tenggara Timur di area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.Acara ini merupakan salah satu dari rangkain kegiatan komunitas ini dalam rangka perayaan hari ulang tahun Komunitas Perempuan Berkebaya ke-8, yang puncaknya akan dilaksanakan pada Desember mendatang.

Dengan mengusung tema Cerita dari Nusa Tenggara Timur, anggota komunitas dan tamu undangan diajak bersama-sama belajar mengenai tradisi dari daerah tersebut yang terkenal dengan kekayaan tenunnya. NTT adalah tempat dimana tradisi tenun telah dilakukan turun temurun bahkan sebelum abad keenam.

Para anggota komunitas dan para tamu undangan, termasuk undangan dari anggota koalisi tradisikebaya.id yang mana Komunitas Perempuan Berkebaya juga tergabung, ikut hadir dan belajar bersama.

Dari 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, masing-masing memiliki cirri khas tenun tersendiri. Seperti yang dijelaskan salah satu putra NTT, Gusti Adi Tetiro, tradisi menenun adalah cara para perempuan setempat untuk menuliskan ceritanya.

“Karena kebaya adalah salah satu symbol budaya, menjadi pintu masuk bagi kami untuk belajar kekayaan budaya Indonesia yang beragam. Kali ini, kesempatan kami belajar budaya dan tradisi Nusa Tenggara Timur,” ujar Lia Nathalia, salah satu pendiri dan juga coordinator Komunitas Perempuan Berkebaya.

Pada kesempatan kali ini, mantan atlet sepak takraw nasional yang saat ini menjadi salah satu designer fashion dari kabupaten Sabu Raijua, Leni Apriani Keraba menjadi pembicara utama yang mengenalkan jenis tenun Sabu dan Rote serta mengajarkan tips dan tricks penggunaan tenun baik bagi perempuan maupun laki-laki.

Antusiasme para tamu undangan dan anggota komunitas yang berasal dari berbagai latar belakang profesi ini menyemarakkan proses belajar mengenai tradisi NTT.

Alunan musik dari alat musik tradisional Timor yaitu Sasando yang gawaikan oleh Bertho Pah ikut menyemarakkan siang cerah di bawah naungan pohon lontar di pekarangan Anjungan NTT itu.

Setelah belajar tentang berbagi jenis kain tenun khas NTT, para tamu undangan disuguhi hidangan khas NTT, makanan sehari-hari masyarakat di sana seperti jangung bose, ikan teri berbumbu, lawar ikan, nasi kacang hijau, sayuran campuran daun dan bunga papaya merupakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan yang disuguhkan dengan minuman dingin air gula Sabu yang disiapkan oleh anggota Komunitas Perempuan Berkebaya Yenny Bengu dan Novarina Mbolik. Makanan ringan yang disediakan khas NTT adalah ubi, singkong, pisang dan jangung rebus yang tentunya sehat.

Melengkapi belajar tradisi Nusa Tenggara Timur menjadi lengkap dengan belajar tari-tarian rakyat seperti tarian Jai yang dipandu oleh Maxi dari Anjungan NTT.

Acara edukasi budaya ini merupakan kerjasama antara Komunitas Perempuan Berkebaya, Anjungan Nusa Tenggara Timur dan tradisikebaya.id. dan dipandu oleh salah satu pendiri Komunitas Perempuan Berkebaya Tuti Marlina.

Back to top button