Selasa, 20 Des 2022 – 18:52 WIB
Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari (kelima dari kanan) dalam pengundian nomor urut partai politik peserta Pemilu 2024 di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/12/2022). KPU RI menetapkan 17parpol memenuhi syarat untuk lolos tahapan verifikasi faktual sehingga berhak menjadi peserta Pemilu) 2024.(Foto: Inilah.com/Harris Muda)
Majunya demokrasi bergantung pada rakyatnya. Tak hanya kaum lelaki, kelompok perempuan juga memiliki peran untuk memajukan demokrasi. Maka Bawaslu meminta perempuan untuk aktif memantau pemilu yang menjadi alat mengukur kualitas demokrasi.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja mengingatkan perempuan merupakan faktor penting dan penentu nasib Indonesia juga generasi-generasi bangsa ke depan. Apabila perempuan mengalami persoalan, dampaknya bisa celaka.
“Jika salah, pemilih, memilih pemimpinnya, maka keadaan bangsa ini terhadap perempuan akan bermasalah. (Contohnya permasalahan perempuan seperti) berapa jumlah ibu meninggal ketika melahirkan,” kata Bagja, di Jakarta, Selasa (20/12/2022).
Menurutnya keadaan bangsa ikut bermasalah jika saat pemilu para pemilih termasuk kaum perempuan salah menentukan pilihan mereka. “Maju dan benarnya demokrasi suatu bangsa terletak pada bahu perempuan juga, bukan hanya laki-laki,” lanjut dia.
Bagja menilai hubungan hubungan kaum perempuan dengan pemilu memiliki pertalian yang erat. Khususnya dalam memperjuangkan visi dan misi ke depan sekaligus mendorong pemimpin peduli pada nasib perempuan.
Dia meminta perempuan memiliki partisipasi aktif. Baik dalam urusan pengawasan, penyelenggara, penegak pemilu, pemilih maupun peserta begitu penting untuk demokrasi Indonesia.
“Pemilu itu adalah memperjuangkan isu, memperjuangkan visi, misi ke depan, para pemimpin untuk perhatian kepada perempuan, itu hubungannya,” kata dia.
“Itu inti dari pemilu, itu inti hubungan perempuan dan pemilu, jika salah maka hancurlah bangsa ini. perempuan adalah penanggung jawab terhadap semua sendi kehidupan demokrasi bangsa,” lanjutnya.
Erwin C. Sihombing
