Market

Pedagang Pasar: Beras Langka karena Pasokan Minim Bukan Spekulan


Di tengah mahalnya harga beras muncul isu bahwa pemicunya adalah speklulan. Karena persediaan beras nasional dianggap mencukupi.

Atas informasi ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), M Mujiburrohman buru-buru membantahnya,. Kenaikan harga beras yang tak terbendung bukan karena spekulan.

“Di pasar itu kalau untuk spekulan yang kaitannya dengan beras Bulog, kalau di pedagang pasarnya sendiri saya yakin tidak ada. Jadi tidak ada di anggota kami yang juga punya cukup uang dan/atau tempat untuk menimbun stok, karena juga perlu perputaran yang lumayan cepat kebutuhannya,” kata Mujib, dikutip Sabtu (24/2/2024).

Selanjutnya Mujib mengkhawatirkan ada masalah di penyaluran atau distribusi beras nasional, memicu stok yang berdampak kepada harga.

“Saya khawatir ini saluran distribusi (beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan/ SPHP) dari Perum Bulog ke pasar ini tidak tepat, sehingga banyak diantara anggota-anggota kami itu tidak mendapatkan beras, seperti yang didapatkan oleh ritel modern,” kata Mujib.

Karena distribusi beras SPHP yang tidak merata ke pasar-pasar tradisional, katanya, membuat banyak pedagang pasar akhirnya hanya menjual beras dari petani atau penggilingan di daerah.

“Teman-teman pedagang hanya menjual dari apa yang dia dapatkan, terutama sumber barangnya dari penggilingan dan dari petani,” lanjutnya.

Di lain sisi, imbuh dia, pedagang pasar justru masih banyak yang belum mengetahui bagaimana caranya membeli atau memesan beras SPHP dari Bulog. Dia mengaku masih kebingungan dengan sistem pemesanan beras SPHP yang diatur oleh Bulog.
 

Back to top button