Dengan pekatnya polusi di Kota Jakarta, anjuran bekerja di rumah atau work for home (WFH) seperti anjuran Presiden Jokowi, ternyata tidak semua sektor bisnis bisa menerapkan sistem tersebut.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan tidak semua bisa mengikuti arahan Presiden Jokowi untuk WFH.
“Jadi kami sudah sampaikan memang ada sektor-sektor tertentu yang tidak memungkinkan untuk WFH. Memang semenjak pandemi, kita sudah belajar mana yang bisa (WFH). Masih ada juga sektor tertentu yang masih hybrid tapi memang ada yang memang tidak bisa,” katanya seperti mengutip pernyataannya di Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Namun menurut Shinta, jika hendak mengaitkan dengan masalah polusi udara yang kian memburuk, solusinya tidak hanya bisa dipecahkan dari sisi transportasi.
Sektor transportasi hanya satu di antara banyak penyebab tingginya polusi, khususnya di Ibu Kota.
Penerus bisnis Sahid Group yang dirintis Sukamdani Sahid Gitosardjono ini pun sudah mengimbau untuk para pengusaha yang bisa menerapkan sistem WFH agar bisa diatur dengan baik. Di sisi lain, aspek lain yang seperti penerapan konsep hijau dalam operasional usaha juga perlu diprioritaskan.
“Jadi memang saat ini, kami mengimbau yang bisa, ya mungkin bisa diatur yang lebih baik tapi yang memang tidak bisa, kita harus tetap komit untuk bagaimana lebih menjalankan misal program hijau. Hal semacam itu yang saya rasa juga belum menjadi perhatian para pengusaha,” imbuhnya.
Shinta menekankan saat ini sudah banyak perusahaan yang menerapkan WFH atau jam kerja fleksibel kepada para pekerjanya.
Ia mengatakan kondisi pandemi pada 2020 lalu memberikan pelajaran berharga soal sistem kerja hybrid yang ternyata cukup efektif dalam menunjang kinerja perusahaan.
“Jadi hybrid system kerjanya. Sistem hybrid ini kami lakukan untuk jenis pekerjaan mana yang bisa fleksibel mungkin sehingga dia tidak perlu ke kantor tiap hari sesuai jam kantor. Penerapan flexible working hours itu juga sudah mulai. Ada banyak organisasi yang sudah mulai juga,” katanya.
Wahid Ma’ruf
