Market

Ancam Bisnis Bus, Hati-hati Tentukan Tarif LRT Jabodebek

Sampai akhir September, tiket LRT Jabodebek masih dalam masa promo yakni Rp5.000 alias goceng. Selanjutnya masih promo Rp20 ribu untuk rute terjauh, hingga Februari 2024. Setelahnya baru tarif normal.

Pakar transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Deddy Herlambang, menilai, tarif LRT Jabodebek agak mahal. Namun, lebih adil ketimbang KRL Jabodetabek. Di mana, tarif LRT ditetapkan per 1 kilometer (km), sedangkan KRL per 10 km. “Jadi pengguna KRL Jabodebek yang jarak dekat itu mensubsidi yang jarak jauh. Kan kurang adil,” kata Deddy, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Adanya perbedaan aturan tarif antara LRT dan KRL, menurut Deddy, merupakan hal yang lumrah. Yang penting, tarif LRT Jabodebek, jangan sampai terlalu murah. Karena bisa mematikan transportasi umum lainnya. “Kalau tarif LRT terlalu murah, maka transportasi umum lainnya bisa mati. Misalnya, angkutan bus dari Bekasi, bakalan sepi. Lama-lama bisa mati,” kata Deddy.

Terkait tarif LRT Jabodebek, sudah diatur dalam Kepmenhub Nomor KM 67 Tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan Terintegrasi di Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik.

Berdasarkan beleid itu, harga tiket (normal) LRT Jabodebek dimulai Rp 5.000 untuk 1 km pertama. Selanjutnya dibanderol Rp700 per km. Artinya, untuk perjalanan sejauh 10 km, maka tarifnya Rp11.300.

Terkait tarif, PT KAI (Persero) selaku pengelola LRT Jabodebek, berada di persimpangan. Di satu sisi, sudah ada aturan mengenai tarif. Yang, tentu saja, berdampak kepada tingkat keterisian.

Kalau penumpang sepi, tentu saja KAI bakal merugi. Apalagi, KAI punya utang sekitar Rp22,5 triliun di sindikasi 15 bank, saat membangun LRT Jabodebek.

Jumlah itu belum termasuk bunga pinjaman sebesar 8,25 persen untuk tiga tahun. Sedangkan tahun ke-4 hingga ke-18, bunganya fluktuatif mengikuti kondisi perekonomian.

Back to top button