Hangout

Anak dan Remaja Obesitas Berpotensi 10 Kali Lebih Berisiko Alami Penyakit Tidak Menular

Anak dan remaja yang memiliki risiko obesitas 10 kali lipat lebih tinggi saat dewasa, sehingga berpotensi mengalami Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM terdiri dari berbagai macam penyakit yang tidak dapat ditularkan kepada orang lain, seperti kanker, jantung, diabetes dan paru-paru.

“(Risiko) 10 kali lipat kalau pada anak, karena sebelumnya mengalami obesitas,” jelas Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak dr. Lovely Desy dalam acara temu media di Gedung Adhyatma, Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa (12/07/2023).

Di Indonesia pravalensi obesitas pada anak memiliki jumlah yang tinggi. Anak dengan usia 5-19 tahun kelebihan berat badan dan obesitas meningkat hingga dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Dari 8,6 persen pada tahun 2006 menjadi 15,4 persen di 2016. Sedangkan untuk usia 13 sampai 17 tahun mengalami berat badan berlebih sebanyak 14,8 persen dan obesitas sebanyak 4,6 persen. Sebagian besar anak umur 10-14 tahun memiliki tingkat kebugaran yang rendah sebanyak 64 persen.

“Banyak anak yang tidak sarapan, sehingga ia akan jajan di kantin. Itu penyebabnya,” ucapnya.

Tak hanya dialami oleh usia remaja, Desy menjelaskan jika obesitas juga dapat dialami oleh balita. Sebanyak 20 persen balita mengalami kelebihan asupan energi dan mengalami kekurangan protein serta zat mikro sebanyak 80 persen.

“Ini disebabkan karena makanan kekinian dengan tinggi gula dan garam, yang dikonsumsi oleh anak kita,” ujarnya.

Ia menyarankan agar balita yang berisiko mengalami obesitas agar dapat ditimbang lebih dari satu kali setiap bulannya. Orang tua dapat memantau tumbuh kembang anak dengan baik melalui pemeriksaan di Puskesmas. Selanjutnya, orang tua dapat pantau melalui buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai panduan.

Kemudian, masih menurut Desy, jika teridentifikasi mengalami obesitas maka akan dirujuk kembali ke rumah sakit.

Sedangkan untuk anak usia sekolah akan dilakukan pencegahan obesitas dengan adanya Gerakan Sekolah Sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, sehat fisik, dan rutin melakukan imunisasi. Standard pelayanan dalam pencegahan obesitas dilakukan dengan adanya pemeriksaan rutin kepada anak sekolah, seperti pemeriksaan berat badan, tinggi badan, dan pemeriksaan gizi yang seimbang pada asupan makanan.

Kini pemerintah juga menambah 300 ribu andrometri dan USG di 10 ribu Puskesmas untuk mendukung pencegahan obesitas pada anak maupun pada orang dewasa. Hal ini diharapkan menjadi solusi untuk menurunkan tingkat obesitas di Indonesia.

Back to top button