News

6 Krisis Ekonomi Terparah Sepanjang Sejarah Dunia

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di dunia.

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di tahun ini, berada di rentang 4,5-5,4 persen yang diiringi stabilitas inflasi di kisaran 3 persen.

Perry sangat mensyukuri laporan kestabilan ekonomi Indonesia di tahun 2023. Namun tetap khawatir akan adanya krisis ekonomi dalam 2-3 tahun ke depan.

Krisis ekonomi adalah kondisi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan yang sangat besar.

Biasanya, krisis ini dipicu beberapa faktor, seperti inflasi, deflasi, krisis finansial, ekonomi yang tidak seimbang, kegagalan kebijakan ekonomi, hingga krisis global.

Mungkin, bagi generasi tua, istilah krisis ekonomi bukan hal yang asing. Sebab, pada 1998, Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Bagi yang ingin tahu kenapa Perry sangat mengkhawatirkan krismon (krisis moneter) dalam 2-3 tahun ke depan, Anda wajib menyimak 6 sejarah krisis ekonomi terparah di dunia. Mulai dari faktornya apa, lama penanganan, serta dampak terbesarnya.

1. Krisis Kredit 1772

Ilustrasi krisis ekonomi terparah di dunia saat Krisis Kredit 1772 (Photo: Financial Times)
Ilustrasi krisis ekonomi terparah di dunia saat Krisis Kredit 1772 (Photo: Financial Times)

Krisis Kredit 1772 adalah krisis ekonomi yang pertama kali muncul di London, Inggris. Dengan cepatnya menyebar ke seluruh Eropa. 

Pada 1760-an, perekonomian di Inggris mengalami masa kejayaan. Hal ini membuat banyak investor dan bank berlomba-lomba untuk memperluas bisnis mereka.

Hal ini menciptakan aura optimisme berlebihan, serta pertumbuhan kredit yang sangat cepat.

Namun, masa kejayaan itu berakhir pada 8 Juni 1772, ketika Alexander Fordyce yang merupakan salah satu mitra perbankan ‘Neal, James, Fordyce, and Down,’ kabur ke Prancis untuk menghindari pembayaran utang.

Berita ini menyebar dengan cepat di Inggris dan memicu kekacauan di sektor perbankan. Para kreditor beramai-ramai melakukan penarikan uang besar-besaran alias rush.

Tak lama setelah itu, krisis mulai menyebar dan mempengaruhi stabilitas perekonomian ke negara-negara tetangga, seperti Belanda, Skotlandia, hingga negara koloni Inggris-Amerika.

2. The Great Depression 1929-1939

The Great Depression 1929-1939 menjadi krismon terparah di abad ke-20 (Photo: Britannica)
The Great Depression 1929-1939 menjadi krismon terparah di abad ke-20 (Photo: Britannica)

The Great Depression adalah bencana ekonomi terburuk yang pernah terjadi di abad ke-20.

Banyak pengamat yang percaya bahwa krisis ekonomi kala itu, disebabkan oleh kehancuran Wall Street pada 1929 yang membuat pemerintah AS membuat keputusan buruk.

Krisis ekonomi selama 10 tahun itu, membuat investasi dan daya beli atau konsumsi di Amerika Serikat turun drastis.

Akibatnya, banyak perusahaan yang gulung tikar dan merumahkan karyawannya. Perkiraan korban PHK dari krisis ekonomi ini, mencapai 15 juta penduduk.

3. Krisis Minyak OPEC 1973

Krisis Minyak OPEC 1973 (Photo: Federal Reserve History)
Krisis Minyak OPEC 1973 (Photo: Federal Reserve History)

Krisis Minyak OPEC dimulai saat negara-negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) memutuskan untuk membalas Amerika Serikat yang memberi bantuan persenjataan ke Israel, selama Perang Arab-Israel ke-4, atau konflik Yom Kippur.

Negara-negara OPEC itu, langsung menghentikan ekspor minyak ke Amerika Serikat dan sekutunya. Hal itu, membuat AS ketar-ketir karena kekurangan jumlah pasokan minyak dan harga minyak yang melonjak.

Tapi sayangnya, krisis minyak ini melebar ke berbagai negara maju lainnya, sehingga menyebabkan krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah.

4. Krisis Asia 1997

Krisis moneter 1998 menjadi salah satu krisis ekonomi terparah di Indonesia dan dunia
Krisis moneter 1998 menjadi salah satu krisis ekonomi terparah di Indonesia dan dunia  (Photo: pedomanrakyat.com)

Tahun 1997, terjadi sebuah krisis Asia yang pertama kali muncul di Thailand, kemudian menyebar cepat ke seluruh negara di Asia Timur, dan mitra dagangnya.

Krisis ini bermula saat pemerintah Thailand mengubah nilai tukar mata uangnya terhadap dolar AS. Langkah ini membuat banyak investor panik, dan memicu penurunan nilai mata uang di seluruh dunia. Kondisi ini, menggerus cadangan mata valuta asing (valas) Thailand.

Di Indonesia, dampak krisis Asia ini baru terasa pada 1998, atau istilahnya Krisis Moneter 1998.

Selain Indonesia, negara-negara di Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan lainnya harus menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB).

Tapi sayangnya, inflasi dan peningkatan pengangguran serta kemiskinan tidak dapat terhindari.

Butuh waktu lama untuk membuat kondisi ekonomi Asia kembali normal. Bahkan Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) harus turun tangan untuk membuat paket bailout bagi ekonomi yang paling terdampak.

5. Krisis Keuangan 2007-2008

Krisis Keuangan 2007-2008 (Photo: Federal Reserve History)
Krisis Keuangan 2007-2008 (Photo: Federal Reserve History)

Krisis Keuangan 2007 atau dikenal dengan nama krisis Subprime Mortgage, merupakan krisis ekonomi terparah setelah The Great Depression.

Krisis ini, berawal dari hancurnya pasar perumahan di AS yang mengakibatkan salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, bangkrut.

Kehancuran Lehman Brothers berdampak ke berbagai lembaga keuangan dan bisnis lain, sehingga memicu kekacauan yang sangat besar.

Krisis ini, terjadi selama satu dekade yang membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan mengeluarkan banyak dana.

6. Krisis Ekonomi COVID-19

Krisis Ekonomi COVID-19 menjadi salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah dunia
Krisis Ekonomi COVID-19 menjadi salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah dunia (Photo: iStockPhoto)

Krisis ekonomi terparah di dunia yang terakhir adalah krisis Pandemi COVID-19 yang berlangsung hampir 2 tahun di seluruh dunia.

Krisis ini terjadi, setelah China mengumumkan adanya virus baru yang bernama COVID-19. Untuk meminimalisir penyebarannya, China melakukan lockdown atau karantina wilayah yang membuat banyak orang tidak dapat masuk atau keluar dari China.

Tapi sayangnya, China terlambat melakukan karantina wilayah dan virus mulai menyebar secara cepat ke berbagai negara di dunia.

Akhirnya, banyak negara yang memberlakukan lockdown demi kepentingan kesehatan dan keselamatan warga.

Dampak dari lockdown ini membuat pergerakan industri ekspor-impor terhambat, bisnis pariwisata berkurang, dan masih banyak lainnya hingga membuat pergerakan ekonomi dunia melambat.

Banyak perusahaan yang merumahkan karyawan supaya bisnisnya bisa berjalan. Akibatnya, tingkat pengangguran dan kemiskinan tidak dapat terbendung.

Saat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan, mereka juga harus berusaha bertahan hidup dari paparan virus yang cukup mematikan. 

Bahkan, International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia, bahkan sudah mengatakan bahwa krisis ekonomi akibat COVID-19, merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button