Market

Dari pelarangan ekspor bijih nikel dan bauksit, pemerintah harus rela kehilangan pendapatan Rp21 triliun/tahun. Bersabarlah, pendapatan bakal naik menjadi Rp62 triliun/tahun.

Hal itu disampaikan pengamat ekonomi energi asal UGM, Fahmy Radhi, bahwa pelarangan mineral mentah menjadi keharusan bagi pemerintah untuk mendorong bertumbuhnya industri hilirisasi. Bila berhasil, maka penerimaan negara bisa berlipat hingga 3 kali lipat dari sebelumnya. “Di awal pemerintah kehilangan sekitar rp21 triliun, namun dalam jangka panjang, seiring meningkatnya nilai tambah, ekspor hilirisasi tambang naik hampir 3 kali lipat menjadi Rp62 triliun,” ungkapnya kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (24/12/2022).

Namun, mantan tim reformasi tata kelola migas ini, mengaku tidak mudah mewjudkan hilirisasi sektor pertambangan. Tapi juga bukan berarti tidak mungkin terwujud. Kini, Presiden Jokowi telah memulainya dengan melarang ekspor bijih nikel.

Memang masih ada tantangan dan penentangan. Misalnya, masih terbatasnya kapasitas untuk hilirisasi bijih bauksit. Namun, larangan ekspor bijih bauksit akan memaksa pengusaha bauksit membangun smelter. Mereka bisa bikin sendiri atau membentuk konsorsium perusahaan, joint venture dengan investor smelter. Dan apapun namanya kerja sama, yang penting goalnya membangun smelter,” ungkapnya.

Agar bisa lebih terpacu membangun smelter, lanjut Fahmy, pemerintah harus menyiapkan sejumlah insentif fiskal. Bisa berupa tax holiday, tax allowances, atau bebas pajak impor untuk peralatan smelter.

Terkait penentangan sejumlah negara yang didukung WTO, Fahmy menyebut harus dilawan. Meski, ujung-ujungnya akan kalah. Namun, hitung-hitungannya, proses persidangan gugatan WTO sampai keputusan final, butuh waktu sekitar 4 tahun. “Selama 4 tahun itu, larangan ekspor bauksit harus tetap dilakukan. Sehingga menghasilkan ekosistem industri bauksit dari biji bauksit dan produk hilirisasi hingga produk turunan. Baik berupa, alumunia sebagai bahan baku industri mesin dan semikonductor. Produk turunan itu akan memberikan nilai tambah lebih besar ketimbang ekspor bijih bauksit. Maka perlu “maju tak gentar meningkatkan pendapatan negara,” bebernya.

Back to top button