Market

Whoosh Bisa Angkut 1 Juta Penumpang, Pengamat Nilai Naikkan Pamor Jokowi


Pemerintahan Presiden Joko Widodo yang berhasil membangun Kereta Cepat Whoosh, bagi pengamat merupakan salah satu penopang tingginya kepercayaan publik terhadap sosok mantan Wali Kota Solo ini.

Mungkin anda suka

Bahkan sejak dioperasikan pada 17 Oktober 2023, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat jumlah penumpang Kereta Cepat Whoosh telah mencapai 1.028.216 penumpang per 25 Desember 2023 lalu.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menjelaskan pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung merupakan salah satu proyek infrastruktur yang dikebut selama dua periode pemerintahan Jokowi. Secara politik untuk menjaga popularitas atau tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintahan Jokowi.

“Makanya karena bagus dilanjutkan, bisa berdampak bagus dari sisi popularitas maupun kepercayaan publik yang tinggi kepada Jokowi,” kepada inilah.com, Jumat (22/12/2023).

Sebab, publik dapat menilai Jokowi dapat menyelesaikan janji-janjinya, salah satunya proyek kereta cepat tersebut. Apalagi tidak hanya dinikmati generasi sekarang tetapi juga beberapa generasi yang akan datang. Termasuk juga direspon kalangan anak muda dengan proyek yang mempertimbangkan masa depan.

“Ya bisa jadi, biasanya anak muda kan senang hal-hal yang futuristik, hal-hal yang baru, hal-hal yang out of the box, hal -hal yang beda gitu,” ungkapnya.

Walaupun dari sisi anggaran proyek tersebut, jelas Ujang, menimbulkan banyak polemik karena membebani anggaran. Meskipun tidak hanya terjadi pada proyek kereta cepat Whoosh tetapi juga beberapa proyek infrastruktur lainnya.

“Tetapi kan, masyarakat tidak memikirkan (anggaran) itu. Masyarakat melihatnya ada enggak pembangunan fisiknya ada enggak, bentuknya ada enggak. Walaupun nanti APBN nya jebol gitu ya,” kata Ujang.

Untuk itulah, Jokowi saat ini bertaruh dengan pemerintahan yang baru. Sebab ada dua kemungkinan, proyek jangka panjang tersebut untuk dilanjutkan ke daerah lain. Atau bahkan berhenti di kereta cepat Whoosh, karena tergantung dengan kebijakan pemerintahan baru.

“Ya kita harus tunggu pemerintahan siapa atau presiden siapa dan wakil presiden, yang menang siapa. Soal proyek di masa Jokowi apakah bisa dilanjutkan atau tidak, ya tergantung dari presiden nanti yang menang siapa,” tegasnya.

Anggaran proyek KCJB awalnya diperkirakan senilai US$6,07 miliar, tetapi ternyata menggelembung sebesar US$1,2 miliar atau sekitar Rp 108 triliun. Pemicunya karena permasalahan pembangunan fasilitas, pengadaan tanah, dan pandemi Covid-19.

Walaupun dalam laporan Proyek Strategis Nasional atau PSN yang sudah rampung, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mencatat anggaran Whoosh mencapai Rp 124 triliun. Awalnya anggaran proyek ini ditanggung anggota konsorsium dalam PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC yang merupakan perusahaan patungan antara China Railway Engineering Corporation dan konsorsium BUMN yang dipimpin PT KAI.

Saat anggaran proyek membengkak, pemerintah menarik utang dari China Development Bank (CDB) hingga US$ 5,5 miliar yang akan ditanggung PT KCIC. Beban utang ini dikenakan bunga 2 persen lebih. Pemerintah pun akhirnya memutuskan utang konsorsium BUMN karena proyek Whoosh ditanggung APBN.

 

 

 

 

 

Back to top button