Market

Untuk Serap Jagung Petani, Bapanas Setop Impor


Badan Pangan Nasional (Bapanas) menghentikan impor jagung katanya untuk menyerap jagung dalam negeri. Tapi peternak unggas masih keluhkan mahalnya harga pakan. Tak heran jika harga telur dan daging ayam masih mahal. 

Hal itu disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam rilis di Jakarta, Sabtu (16/3/2024).  

“Pada Rabu lalu (13/3/2024), Bapanas telah mengumpulkan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi (rakor) untuk sama-sama berkomitmen melakukan penyerapan jagung, utamanya jagung pakan. Ini tentunya menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya,” kata Arief.

Dalam rakor tersebut, dihadiri banyak pihak terkait yakni Kementerian Pertanian, Baintelkam Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, Kantor Staf Presiden, Perum BULOG, GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak), Koperasi Putera Blitar,  KPUN (Komunitas Peternak Unggas Nasional), Pinsar Indonesia serta para pelaku pangan lainnya.

Untuk mempermudah koordinasi penyerapan jagung petani, disepakati dalam waktu dekat Kementerian Pertanian akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya.

Arief menegaskan, sebelum panen raya jagung yang puncaknya diperkirakan pada April 2024, importasi jagung saat ini disetop untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh. Langkah ini juga guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal.

“Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita,” tegas Arief.

Seperti diketahui, pada akhir 2023 Perum Bulog melakukan importasi jagung pakan untuk membantu kebutuhan para peternak yang saat itu kesulitan mendapatkan bahan baku pakan.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan total produksi jagung di empat bulan awal tahun ini bisa mencapai 5,34 juta ton dan ini melebihi sekitar 500 ribu ton daripada produksi di periode sama tahun sebelumnya.

Terkait realisasi program SPHP jagung yang telah dilaksanakan sejak 2023, sampai 14 Maret 2024 telah menyentuh 212 ribu ton. Atau 62 persen dari total pagu 343 ribu ton. SPHP jagung ini menyasar ke para peternak yang ada di 18 provinsi.

Sementara realisasi mobilisasi komoditas pangan melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) di tahun 2023, dari total realisasi 2,6 ribu ton, komoditas jagung menempati jumlah salur tertinggi di angka 1,1 ribu ton. Untuk tahun ini, NFA menargetkan total FDP dapat berada di angka 2,6 ribu ton.

Back to top button