News

Rekomendasi Satgas: Vaksin Cacar Monyet Dipusatkan ke Dinkes Kabupaten/Kota

Satuan Tugas (Satgas) Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberi rekomendasi terhadap penyebaran obat dan vaksin cacar monyet yang dinilai perlu didesentralisasi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten/Kota.

“Kemudian yang kedua adalah penyedian obat dan vaksin sebaiknya didesentralisasi di dinas kesehatan kabupaten atau kota yang ditunjuk dengan alur permintaan yang sesuai dengan yang ditetapkan Kemenkes,” kata Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, Hanny Nilasari dalam pertemuan secara virtual, Rabu (21/09/2022).

Hanny mengungkapkan, penyebaran yang terpusat pada kota dan kabupaten dinilai akan mempercepat penanganan. Kemudian menurutnya, obat antivirus hingga vaksin yang dipesan pemerintah juga harus tepat sasaran.

“Sehingga obat anti virus dan vaksin ini tidak didistribusikan langsung di rumah sakit, tetapi, kami rekomendasikan untuk melakukan desentralisasi di dinas kesehatannya saja,” ucapnya.

Seperti diketahui, pemerintah sudah memesan vaksin Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN) dari Denmark yang diperkirakan datang pada Oktober mendatang.

Menurut Hanny, MVA-BN yang digunakan sebagai vaksin cacar (smallpox) generasi ketiga itu efektif dan aman diberikan kepada pasien cacar monyet dengan kondisi immunocompromised atau yang memiliki kelainan imunitas bawaan.

Selain itu, MVA-BN juga aman diberikan kepada pasien berusia di atas 18 tahun, anak-anak, hingga wanita hamil.

“Jadi ini efektif dan aman digunakan untuk pasien dengan berbagai macam usia dan berbagai macam kondisi,” ujar Hanny.

IDI juga merekomendasikan obat antivirus ini tidak diberikan kepada seluruh kasus, melainkan untuk kasus-kasus yang tergolong krusial saja.

Back to top button