Market

Terbesar Kedua, Indonesia Kirimkan Pekerja Migran hingga 4,6 Juta di 2023


Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan Indonesia pada tahun 2023 menjadi negara pengirim pekerja migran terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Filipina.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan dari posisi kedua tersebut sebanyak 44 persen dari 4,6 juta migran internasional Indonesia berjenis kelamin perempuan.

“Dari sensus penduduk pada 2020 juga mencatat dari 100.000 penduduk ada 43 penduduk Indonesia yang melakukan migrasi,” ujar Amalia dalam acara Satu Data Migrasi Internasional untuk Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Rabu (20/12/2023).

Sementara itu, untuk orang yang masuk ke RI, Amalia menjelaskan, dari 1 juta penduduk Indonesia sebanyak 72 orang merupakan warga negara asing (WNA). Dan sebanyak 19 orang di antaranya berkewarganegaraan China. “Ini menunjukkan RI cukup terbuka dengan lalu lintas manusia keluar dan masuk,” jelasnya.

Apalagi sebagian besar migran internasional, berasal dari negara berpendapatan menengah dan rendah. Sedangkan negara tujuan utama pada Gulf Cooperation Council (GCC) atau negara yang lebih baik, sebanyak 88 persen ke Arab Saudi.

“Pesatnya perkembangan migrasi internasional ini tentunya akan membawa implikasi baik dari negara yang dituju maupun dari negara asal,” ujarnya.

Sementara, sebagian dari masyarakat Indonesia yang bermigrasi dari Amerika Serikat, tercatat mampu meningkatkan penghasilannya hingga 500 persen, dibandingkan jika tidak melakukan migrasi.

“Jadi ini membuktikan bahwa masyarakat pindah ke negara lain (negara maju) karena ingin mendapatkan pendapatan yang lebih dan kesejahteraan yang tinggi,” imbuhnya.  

BPS juga mencatat kontribusi Pahlawan Devisa ini dalam penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Kontribusi ini dilihat dari uang yang dikirim para pekerja migran kepada keluarganya di tanah air.

Dengan adanya pekerja migran itu, kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan sebesar 0,87-1,07 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Amalia mengutip laporan Bank Dunia untuk kategori low skilled migrant dari Indonesia yang bermigrasi ke Amerika Serikat mampu meningkatkan penghasilan hingga 500 persen.

“Angka tersebut tentunya termasuk cukup tinggi dibandingkan dengan negara asal migran lainnya, yang tentu dipengaruhi juga oleh banyak faktor,” ujar Amalia lagi.

Sedangkan dari sisi remitansi atau transfer uang pekerja migran ke Indonesia, ujar Amalia, pekerja migran mampu mengurangi angka kemiskinan asal keluarganya tinggal. Sebab, dari uang yang dikirim itu mampu meringankan beban biaya hidup.

Sementara arus remitansi atau pengiriman uang pekerja migran ke negara asalnya, diperkirakan hanya tumbuh 1,4 persen menjadi 656 miliar dollar AS pada akhir tahun 2023. Perkiraan ini sesuai laporan Migration and Development Brief 38 yang dirilis oleh Bank Dunia pada bulan Juni lalu.

Asumsi ini, disebabkan oleh aktivitas ekonomi di negara-negara sumber remitansi yang melemah sehingga membatasi pekerjaan dan perolehan upah bagi para pekerja migran.

Back to top button