News

Tak Hanya Prabowo, Anies Juga Dapat Nilai 5 dari 100 saat Jadi Gubernur DKI


Calon Presiden (Capres) nomor urut 01, Anies Baswedan sempat memberikan nilai (rapor) jeblok terhadap kinerja Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto dalam debat capres, Minggu (7/1/2024). Anies memberikan nilai 11 dari 100 atas kinerja rivalnya tersebut di Kemhan.

Menyikapi hal ini, Pengamat Tata Kota dari Forum Warga Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan mengatakan bahwa kinerja Anies selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tidak begitu moncer.

Bahkan dia juga memberikan rapor merah bagi Anies selama memimpin di DKI Jakarta periode 2017-2022. Nilai yang berikan Tigor kepada Anies adalah 5 dari 100 atas kinerjanya di DKI Jakarta.

Menurut Tigor, faktor yang membuat capres nomor urut satu itu mendapatkan nilai jeblok adalah banyaknya program yang tak berjalan. Salah satunya adalah janji kampanye membangun rumah down payment (DP) 0 rupiah.

“Kalau lihat pengalaman Jakarta, apa yang pak Anies selama jadi gubernur itu banyak juga program-program yang enggak jalan. misalnya rumah DP 0 rupiah,” ujar Tigor seperti dikutip, Selasa (9/1/2024).

Anies sendiri diketahui menurunkan target penyediaan rumah DP 0 rupiah dari 232.214 unit ke 9.081 berdasarkan Pergub Nomor 25 Tahun 2022 tentang Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2023-2026.

Selain itu, Tigor juga menyoroti polemik Kampung Susun Bayam yang tak bisa dihuni warga lantaran adanya masalah tarif sewa. Ia menilai Anies dari awal sudah salah menugaskan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang merupakan BUMD.

Karena menjadi BUMD, maka harga sewa yang harus diberikan kepada warga tidak bisa menggunakan subsidi. Jika diberikan murah, maka Jakpro malah akan merugi.

“Ya itu artinya Anies cuma ngomong doang. Kan Jakpro yang tahu kondisinya. Itu ketahuan sekali hanya omdo (omong doang). Kan enggak bisa, ya enggak bisa tempatnya seperti yang dibilang Jakpro,” jelasnya.

Lalu, Tigor juga menyoroti soal masalah prioritas di Jakarta seperti macet dan banjir yang tak ada progres perbaikannya selama era Anies. Sebab Anies dianggap tak membuat program baru untuk menuntaskan persoalan utama itu.

Tigor mencontohkan soal program MRT yang sebenarnya sudah ada sebelum Anies memimpin DKI Jakarta. Sebab Anies hanya meresmikan proyek tersebut karena sudah dikerjakan pada gubernur periode sebelumnya.

“Jalur sepeda menurut saya juga gak efektif, publik lihat sendiri. itu kan cuma mercusuar. Kebanyakan kosmetik, klaim kiri kanan, janji kiri kanan. Enggak ada yang baru. Justru sodetan Ciliwung yang selesaikan pak Heru (Pj Gubernur DKI) yang dari Otista ke BKT. Pembebasan zaman Heru diselesaikan dalam waktu 4 bulan. Anies lima tahun enggak dapat apa-apa,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti soal Anies yang kalah dalam gugatan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) soal Kali Mampang. Anies dalam putusan pengadilan diminta untuk membersihkan kali tersebut.

“Terus banjir yang di Mampang itu kan digugat, Anies dihukum harus bersihin kali. Kan memalukan gubernur disuruh bersihin kali. Sumur resapan juga, banyak mobil malah kejeblos. Jadi Anies (nilainya) 5 per 100 lah,” pungkasnya.

Back to top button