News

Kotak Amal Modus Terakhir Teroris untuk Galang Dana

Mantan napi teroris Sofyan Tsauri mengakui jaringan teroris di Indonesia selama ini kerap menggalang dana dengan berbagai cara untuk melancarkan aksinya dan modus terakhir saat ini adalah menyebarkan kotak amal.

Cara tersebut dilakukan untuk mengelabui penegak hukum dalam mencari pendapatan para pelaku teror. “Mereka mencari cara mengelabui bagaimana tidak terbaca, yaitu melalui modus operandi pengumpulan kotak amal di seluruh Indonesia,” ujarnya kepada Inilah.com.

Aksi menyebarkan kotak amal sebagai cara untuk menggalang dana ini dilakukan oleh tiga tersangka teroris anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang berinisial SU (61), SK (59), dan DRS (47). Ketiganya telah diamankan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pada 4 November 2021 lalu di Pringsewu, Lampung.

Para tersangka melakukan penggalangan dana melalui yayasan amal Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf (LAZ BM ABA) dan lebih dari 2.000 kotak amal LAZ BM ABA telah disebar oleh jaringan JI di Lampung.

Sofyan yang juga pernah menjadi anggota Polri ini mengakui jaringan teroris memiliki tiga cara untuk mendapatkan dana untuk melancarkan aksinya.

Pertama yaitu mendapatkan anggaran dari luar negeri seperti Al Qaeda melalui cara transfer. Cara ini umumnya dilakukan sejak aksi Bom Bali 1 yang diketahui dari trafficking di bank.

Kedua adalah melakukan fa’i atau perampokan toko emas atau perampokan secara online oleh para hacker. Namun dua cara itu menurutnya kerap terbaca oleh penegak hukum karena meninggalkan jejak digital.

Dan yang ketiga adalah dengan cara menyebarkan kotak amal melalui yayasan-yayasan di berbagai daerah. “Mereka juga ada sistem jemput bola, punya donatur-donatur tetap yang nyumbangnya sebulan sekali disisihkan,” katanya.

Dirinya yang juga pernah menjadi bagian dari aksi terorisme di Indonesia itu berharap adanya regulasi yang jelas mengenai penggalangan dana oleh yayasan. Hal ini agar memberikan keyakinan kepada masyarakat agar sumbangan yang diberikan tujuannya benar, bukan untuk kejahatan.

Sebelumnya Tim Densus 88 Antiteror Polri menggeledah yayasan amal Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman bin Auf (LAZ BM ABA) dan mengungkap 2.00 kotak amal LAZ BM ABA yang disebar anggota JI di Lampung. Dari 2.000 kotak amal yang disebar, Tim Desus 88 menyita sebanyak 780 kotak amal

Dari kotak amal yang disebar itu mampu menghasilkan Rp70 juta dalam satu bulan. Dana tersebut digunakan untuk memberangkatkan kadernya ke negara konflik, seperti Afghanistan, Suriah, dan Irak. Di negara-negara itu mereka dilatih kemampuan militernya bersama kelompok radikal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button