Market

‘Tahun Perak’ Reformasi, Jokowi Presiden Paling Banyak Numpuk Utang

Tak terasa, 25 tahun reformasi bergulir, namun kehidupan tetap saja begini, alias tak berubah. Kalau pun ada perubahan, cuman secuil. Tapi beda dengan utang tiap rezim. Ternyata, era Presiden Jokowi yang paling jumbo.

Dikutip dari Youtube Mardigu Wowiek Prasantyo, akrab disapa Bossman ‘Sontoloyo’ Mardigu, seorang pengusaha serta pegiat medsos, Jakarta, Jumat (5/5/2023), mengungkap utang rezim mulai jatuhnya Soeharto hingga Jokowi (1998-2023). Banyak informasi yang menarik.

Misalnya, posisi utang pemerintah (rezim) Jokowi, tepatnya pada 31 maret 2023. mencapai Rp7.900 triliun. Angka ini, lompat 738 persen ketimbang 1998 yang hanya Rp940 triliun. Terjadi lonjakan utang sebesar Rp6.900 triliun dalam 25 tahun. Pertumbuhan utang tercatat 30 persen/tahun, setara Rp278 triliun/tahun.

Bayangkan, bila duit sebanyak itu dialokasikan untuk membangun industri, berapa juta pengangguran bisa terserap. Atau dimanfaatkan untuk membangun atau renovasi sekolahan, jumlahnya pasti ribuan, bisa jadi lebih. Kalau digunakan untuk program-program pro wong cilik, tentunya lebih hebat.

Adalagi yang menarik. Ternyata, tidak semua pemimpin jor-joran berutang. Bisa jadi ini terkait karakter atau latar belakang masing-masing pemimpin. Misalnya, pemimpin yang eks pengusaha, mudah sekali ngutang. Beda kalau latar belakangnya militer, politisi atau kiayi. Dan, utang suatu rezim melonjak di akhir pemerintahannya.

Dalam youtube-nya, Mardigu menjembrengkan catatan utang lima periode pemimpin era reformasi. Dimulai dengan pemerintahan Gus Dur dan Megawati (1999-2004), utangnya hanya nambah Rp359,5 triliun, setara 38,2 persen. Berlanjut ke SBY periode I (2004-2009), utang bertambah Rp291 triliun atau 22,4 persen. Periode II SBY (2009-2014), utang bertambah Rp1.020 triliun atau setara 64 persen.

Kemudian masuk periode I Jokowi (2014-2019), utang bertambah Rp2.200 triliun atau 83,5 persen. Periode II Jokowi (2019-2024), utang bertambah Rp3.100 triliun (64,6 persen). Ternyata, utang di dua periode Jokowi mencapai Rp5.270 triliun adalah yang terbesar sepanjang Indonesia berdiri pada 1945.

Hampir 6 kali utang di 2 periode SBY yang totalnya Rp1.311 triliun, dan hampir 20 kali lipat di era Gus Dur dan Megawati. Nah, angka tersebut masih sementara karena pemerintahan Jokowi masih dua tahun lagi. Dan, angka itu belum termasuk tambahan dari proyek kereta cepat yang kemungkinan diputus bulan ini. Tidak tertutup kemungkinan, Jokowi menutup kepemiminannya dengan utang sebesar Rp9.000 triliun.

Mirisnya lagi, menggunungnya utang di era reformasi, tidak banyak memberikan efek kesejahteraan kepada masyarakat. Merunut data BPS periode 1966-1998, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita meningkat tajam dari Rp5,1 juta (1966) menjadi Rp18,9 juta (1998). Kenaikannya 12 persen per tahun, dalam kurun waktu 32 tahun.

Sementara PDB per kapita di era reformasi, naik dari Rp6,8 juta (2000) menjadi Rp62,2 juta (2021). Yapi, naiknya tidak ‘nendang’. Naiknya Rp55,4 juta per tahun dalam kurun waktu 21 tahun. Atau hanya tumbuh 8,55 persen per tahun.

Back to top button