Market

WPI Genjot Produksi Gabah, Amran Apresiasi Kemitraan Swasta dan Petani


Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman mendorong swasta membangun program kemitraan dengan petani, guna meningkatkan produksi pangan nasional. Selain itu, petani bisa lebih cepat meraih kesejahteraan.

“Semuanya yang positif untuk produksi pangan dan kesejahteraan petani, kita dukung. Jangan persulit petani, karena itu sama dengan mempersulit negara,” kata Mentan Amran, dikutip Sabtu (23/3/2024).

Kata Mentan Amran, peningkatan produktivitas pangan, sesuai arahan Presiden Jokowi dalam rapat terbatas yang memutuskan kuantum pupuk subsidi tahun 2024 naik dari 4,7 juta ton, menjadi 9,55 juta ton.

“Jadi petani tidak perlu khawatir untuk segera melakukan pertanaman. Karena pupuk sudah ditambah menjadi dua kali lipat. Saya mengajak petani segera tanam, benihnya akan kita berikan gratis namun jika setelah 3 bulan tapi tidak tanam, maka kesempatan ini hangus,” kata Amran.

Kontribusi swasta dalam mendorong produktivitas pertanian, sudah ditunjukkan PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) yang menjalin kemitraan dengan petani padi, melalui program Farmer Engagement Program (FEP).

Hingga Februari 2024, menurut Rice Business Head PT WPI, Saronto, luas lahan kemitraan dengan petani mencapai 20 ribu hektare (ha). Tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Baru dua bulan saja, luas lahan kemitraan FEP dari WPI melonjak signfikan. Hampir 3 kali dibandingkan 2023 yang hanya 8.903 ha. Hingga Februari 2024, WPI menggandeng  16.928 petani. Program ini, dimulai pada 2021 dengan lahan yang dikerjasamakan kala itu, seluas 617 ha.

“Program ini bisa berjalan dengan baik, karena dukungan dari pemerintah daerah, dinas pertanian, perusahaan agri input dan gabungan kelompok tani (Gapoktan),” kata Saronto.

Dalam PEF, lanjut Saronto, petani mendapatkan tiga fasilitas. Pertama berupa agri input, yaitu asuransi pertanian serta sarana dan prasarana produksi pertanian. WPI bekerja sama  pemerintah daerah yang memberikan subsidi untuk petani. Selain itu, perusahaan juga menggandeng perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta.

“Kedua, penerapan good agriculture practices (GAP). Berdasarkan pengalaman di lapangan, peningkatan produksi gabah petani rata-rata sebesar 15 persen setelah mendapat pendampingan,” kata Saronto. 

Saronto berharap, kemitraan dalam FEP bisa meningkat menjadi 30 ribu ha hingga akhir tahun ini. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri. “Kami berupaya mengikuti arahan pemerintah untuk ikut meningkatkan ketahanan pangan,” kata Saronto.  

Dia menambahkan, WPI juga memanfaatkan produk samping (by product) menjadi produk hilir yang dapat memberikan nilai tambah, seperti, bekatul, kulit, menir dan sekam. Produk samping tersebut dapat dimanfaatkan tepung beras hingga bahan bakar pengganti batu bara karena nilai kalorinya tinggi.

 

 

Back to top button