Market

Disebut Ada Iblis di Kemenkeu, Wakil Sri Mulyani Tak Terima

Senin, 12 Des 2022 – 16:30 WIB

Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menjadi pembicara di the 11th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED), Nusa Dua, Bali, Selasa (6/12/2022). (Foto: Dok.Kemenkeu).

Disebut Bupati Meranti, Riau, Muhammad Adil, ada iblis atau setan di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Wakil Menteri Keuangan (Wamenkau) Suahasil Nazara tak terima. Dia jawab melalui media sosial (medsos).

Dikutip dari akun instagram @suahasil, Jakarta, Senin (12/12/2022), tangan kanan Menkeu Sri Mulyani ini, menuliskan jawaban yang cukup panjang. “Ada bupati berpikir Kementerian Keuangan itu iblis atau setan…Nggak proper sama sekali. Serius mikirnya begitu?” tulis Suahasil.

Dia lantas membeberkan, kehadiran negara melalui APBN untuk berbagai daerah di Indonesia, bukan hanya melalui alokasi dana bagi hasil (DBH). Atau hanya melalui dana transfer seperti DAU (Dana Alokasi Umum), DAK (Dana Alokasi Khusus), atau DID (Dana Insentif Daerah).

Masih menurut Suahasil, kehadiran negara juga dilakukan melalui berbagai belanja-belanja kementerian/lembaga dari pusat di daerah, seperti belanja Kementerian PUPR, Kementerisn Sosial, berbagai program, dan masih banyak lainnya. Aparat keamanan di berbagai pelosok, juga dibiayai dari uang APBN kita. Lalu, juga ada belanja dari subsidi energi sehingga masyarakat bisa membayar, bisa membayar harga BBM dan listrik bersubsidi. “Khusus untuk Meranti, Suahasil, berusaha untuk menunjukkan datanya,” ungkapnya.

Dirinya pun membuka pintu untuk kritik, saran atau masukan. Bahwa perlu ada perbaikan atas regulasi adalah keniscayaan. Kalau ada yang perlu diperbaiki, bukan hanya boleh atau dapat tetapi malah harus diperbaiki. Perlu dibicarakan dengan data, dengan bicara yang baik, dengan konteks ke-Indonesiaan. “Itulah cara kita semua bernegara…Indonesia,” tegasnya.

Di bagian akhir, pria berdarah Nias yang lahir pada 23 November 1970 itu, menyampaikan sindiran kepada Bupati Adil. “Yang juga berpikir pindah negeri sebelah saja…Ini jauh dari cita-cita pendiri republik, dan jauh dari cita-cita,” paparnya.

Sebelumnya, Bupati Adil menyebut ada iblis atau setan di Kemenkeu. Dia marah besar lantaran dana bagi hasil (DBH) yang diterima Kabupaten Meranti, jauh dari ekspektasi. Hanya Rp144 miliar karena mengacu kepada harga minyak US$60 per barel. Jauh dibandingkan kontribusi migas Meranti yang disedot dari 13 sumur. Tahun depan naik menjadi 19 sumur.

Menurut Bupati Adil, merujuk pidato Jokowi, pembahasan APBD Meranti 2023 menggunakan asumsi harga minyak dunia naik menjadi US$100 per barel. “Tapi kenapa minyak kami bertambah, liftingnya naik, duitnya makin sedikit. Bagaimana perhitungan asumsinya, kok naiknya cuma Rp700 juta,” ujar Bupati Adil, dikutip dari situs resmi Kabupaten Meranti, Riau, Jumat (9/12/2022).

Atas kekecewaan ini, dirinya sempat mengucap mengangkat senjata atau bergabung dengan negara lain. Kebetulan, Kabupaten Meranti berdekatan dengan Malaysia dan Singapura.

Back to top button