Market

Menko Airlangga Sampaikan Inflasi 2022 Lebih Rendah Ketimbang BI

Selasa, 06 Des 2022 – 20:55 WIB

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sampaikan proyeksi inflasi 2022 usai sidang kabinet paripurna di Istana Presiden, Jakarta, Selasa (6/12/2022). (Foto: RRI).

Sepanjang 2022, pemerintah memproyeksikan angka inflasi berada di kisaran 5,34-5,55 persen. Masih di bawah proyeksi Bank Indonesia (BI) sebesar 6,3 persen.

“Inflasi diperkirakan terkendali, dan kemarin setelah meningkat ke 5,95 persen, 5,72 persen, diperkirakan sampai akhir tahun bisa di angka bisa di angka 5,34-5,5 persen,” kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers hasil sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/12/2022).

Dalam sidang kabinet paripurna, kata Menko Airlangga, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan seluruh menteri untuk mengantisipasi dampak kenaikan inflasi global ke ekonomi domestik. Serta terus memantau dampak cuaca ekstrem terhadap pergerakan harga barang dan jasa.

Selain angka inflasi, kata Menko Airlangga, pemerintah mengeluarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,2 persen (year on year/yoy). Selanjutnya naik menjadi 5,3 persen pada 2023.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi global, menurut Menko Airlangga, diperkirakan mencapai 2,2-2,7 persen. “Jadi Indonesia tumbuhnya mendekati dua kali lipat dari global karena (di global) tensi politik, inflasi, suku bunga global, stagflasi masih kelihatan,” ujar dia.

Ketua Umum Partai Golkar ini, memaparkan peluang ekonomi Indonesia tetap bertumbuh pada 2023 dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 yang tertangani dengan baik, APBN berfungsi optimal sebagai peredam guncangan (shock absorber), dan harga komoditas yang relatif masih tinggi. “(Selain itu) Presidensi G20 Indonesia membuat kredibilitas kita di pasar internasional baik,” kata dia.

Presiden Jokowi dalam pengantar sidang kabinet paripurna memerintahkan jajarannya pemerintah pusat dan daerah untuk mengendalikan inflasi dengan berbagai upaya, termasuk dengan mengeluarkan stimulus fiskal.

“Ini sudah dilakukan tapi ada beberapa daerah yang belum memberikan peringatan dan ini kelihatan sekali inflasi dari 3 bulan yang lalu 5,9 (persen). Kemarin turun ke 5,7 persen (Oktober), kemarin turun ke 5,4 persen (November). Ini artinya daerah sudah melakukan, tetapi bisa masih diberikan peringatan lagi agar semua melakukan, dan saya lihat nanti akan turun dan turun lagi.” kata Presiden.

Sebelumnya, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi inflasi Indonesia sepanjang 2022 bisa di bawah 6,3 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dari perkiraan semula sebesar 6,6 persen (yoy). Semua karena kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

“Akhir tahun semula kami perkirakan 6,6 persen (yoy) dengan realisasi ini bisa lebih rendah dari 6,3 persen (yoy),” kata Perry dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) secara virtual, Kamis (3/11/2022).

Perry menjelaskan, ketika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, tingkat inflasi di bulan Oktober diperkirakan tembus 6,1 persen (yoy). Mengingat tingkat inflasi di bulan September naik ke level 5,95 persen (yoy). Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Mengalami deflasi di bulan Oktober sehingga tingkat inflasinya hanya 5,71 persen (yoy). “Semula waktu penyesuaian harga BBM inflasi Oktober bisa capai 6,1 persen (tapi) realisasinya 5,7 persen,” kata dia.

Back to top button