Hangout

Sejarah 1 Muharam: Berawal dari Khalifah Umar bin Khattab

Umat Muslim di seluruh dunia memperingati tahun baru setiap tanggal 1 Muharam. Tahun ini 1 Muharam 1445 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 19 Juli 2023.

Lalu bagaimana sejarah 1 Muharam?

1 Muharam adalah tanda peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 masehi. Kata Muharam sendiri, memiliki arti ‘dilarang’.

Maksudnya adalah sebelum ajaran Islam datang, bulan Muharam telah dikenal sebagai bulan yang dimuliakan masyarakat Arab Jahiliyah.

Sementara itu, penetapan 1 Muharam yang telah ada sejak 1.445 tahun lalu tidak lepas dari nama nama besar Umar bin Khattab. Umar bin Khattab adalah Khalifah atau pemimpin yang berkuasa pada 634-644 M/13-23 H.

Seperti dikutip dari Tafsir Imam Hasan Al Askari Al-Askari, yang berbunyi:

“Umar bin Khattab adalah khaifah pertama yang diberi gelar ‘Amirul Mukminin.’ Ia juga khalifah pertama yang menentukan peristiwa hijrah sebagai awal tahun penanggalan Islam.” (Jalaluddin As-Suyuthi, Tarikhul Khulafa)

Sementara itu, kitab Fathul-Baari, Ibnu Hajar menjelaskan, sejarah kalender Islam diawali ketika Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirimkan surat kepada Khalifah Umar Bin Khattab pada tahun 17 Hijriyah.

Abu Musa mengungkapkan kebingungannya karena surat yang tidak memiliki tahun.

Sementara Khalifah Umar yang mendapatkan surat turut bingung lantaran surat tanpa nomor tahun dan tanggal, sehingga Umar tidak tahu mana surat baru dan mana surat lama.

Dikutip dari buku Sejarah Pembentukan Kalender Islam Ahmad Sarwat disebutkan, pada tahun-tahun itu, wilayah Islam sudah mulai meluas hingga ke Irak sehingga sering melakukan surat menyurat.

Selama tidak memiliki penanggalan Islam, pada masa itu umat Islam masih mengadopsi peradaban Arab pra-Islam dalam menggunakan penanggalan, yaitu menuliskan sebatas bulan dan tanggal tanpa tahun.

Kondisi itu menyulitkan gubernur mengarsipkan dokumen. Sejak saat itu muncullah gagasan untuk menetapkan kalender Islam.

Khalifah Umar kemudian mengundang Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas, serta Thalhah bin Ubaidillah sebagai tim yang bertugas penyusunan kalender Islam.

Usulan pertama, kalender Islam dimulai pada tahun Gajah, waktu kelahiran Nabi. Kemudian, ada pula usul tahun wafatnya Nabi dan tahun pengangkatan Rasul, hingga opsi di tahun hijrahnya Rasulullah ke Madinah.

Usulan keempat yang disampaikan Ali bin Abi Thalib akhirnya disepakati sebagai awal tahun Islam, yaitu ditandai hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah.

Sebab hijrah menjadi simbol peristiwa besar bagi Islam berupa perpindahan masa jahiliyah ke masyarakat madani.

Setelah keputusan awal tahun disepakati, pembahasan selanjutnya adalah bulan pertama yang mengawali tahun Islam.

Kemudian, muncul usulan bulan Rabi’ al-Awwal diajukan sebagai awal bulan untuk memulai tahun. Ini karena Rasulullah hijrah pada bulan tersebut.

Namun, usulan ini ditolak dan Khalifah Umar justru memilih bulan Muharam sebagai bulan pertama dalam susunan tahun Hijriyah.

Pendapat ini didukung pula Utsman bin Affan. Alasannya, bulan Muharam merupakan awal dimulainya hijrah, meskipun hijrah dilakukan di bulan Rabi’ al-Awwal.

Khalifah Umar mengatakan, wacana hijrah dimulai setelah beberapa sahabat membaiat Nabi, yang dilaksanakan pada penghujung bulan Dzulhijjah.

Adapun bulan yang muncul setelah Zulhijjah yaitu bulan Muharam. Oleh sebab itu, Muharam dipilih serta disepakati menjadi bulan pembuka dalam tahun Hijriyah.

Sehingga bisa disimpulkan, penentuan 1 Muharam sebagai awal tahun baru bagi umat Islam  berdasarkan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada 622 Masehi.

Sedangkan penentuan 1 Muharam sebagai awal tahun hijriah dilakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab, tepatnya pada tahun ke-17 Hijriah—tanpa penanda tahun.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button