News

Ucapan Benny ke Jokowi Berbahaya, Cerminan Kemunduran Demokrasi

Senin, 28 Nov 2022 – 18:24 WIB

Benny Rhamdani

Kepala BP2MI Benny Rhamdani (berbaju hitam) saat berbicara dengan Presiden Jokowi pada acara pertemuan relawan Jokowi di Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). (Foto: Tangkapan layar)

Masukan Benny Rhamdani kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menyerukan untuk melawan pihak yang berseberangan dari pemerintah, dinilai berbahaya.

Pengamat politik Hendri Satrio meminta presiden untuk tidak menanggapi masukan yang tidak jelas seperti. Masukan dari Benny dia nilai sebagai sebuah kemunduran dalam berdemokrasi.

“Bahaya kalau presiden mendengar masukan masukan enggak jelas enggak benar kayak gini terus-terusan sehingga kadar demokrasinya jadi makin rendah,” tuturnya kepada Inilah.com, Sabtu (28/11/2022).

Dia merasa prihatin mengapa seorang pimpinan relawan Jokowi, bisa melontarkan kalimat provokatif seperti itu. Dia menegaskan, berseberangan adalah hal yang wajar dalam negara demokrasi.

“Artinya miris tuh ternyata justru penguasa juga bisa belum move on, masih menganggap ada orang yang berseberangan yang perlu diperangi. Demokrasi ini kan wajar ada yang beda pikiran,” kata Hendri.

Hendri pun mengingatkan posisi Benny sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI). Menurutnya Benny yang adalah pejabat negara, seharusnya bisa memberikan contoh yang baik.

Dia pun meminta Benny untuk fokus saja pada tugasnya, jangan lagi sibuk dengan urusannya sebagai relawan Jokowi. “Saya harus ingatkan kepada pejabat yang digaji dari uang rakyat masih jadi relawan kemudian ngajak tempur darat, ada yang diberikan atau diwariskan oleh para pendiri bangsa, namanya musyawarah mufakat. Nah itu yang harus digunakan, bukan tempur darat,” tandas dia.

Sebelumnya, beredar video berdurasi 48 detik yang menunjukkan pertemuan relawan dengan Presiden Joko Widodo. Saat itu, Benny berusaha meyakinkan Jokowi bahwa para relawan memiliki jumlah massa yang besar untuk memenangkan pemilihan presiden.

Selain itu, dia juga mengaku tak tahan dengan pihak-pihak yang berlawanan dengan pemerintah dan mengaku siap melawan mereka di lapangan.

“Kami gemas pak ingin melawan mereka, kalau mau tempur di lapangan, kami lebih banyak. Kalau bapak enggak mengizinkan kami tempur di lapangan melawan mereka, maka penegakan hukum harus (dilakukan),” ucap Benny dengan menggebu-gebu.

Dia mengatakan pihak-pihak yang dinilai kerap mencemarkan nama baik presiden, menyerang pemerintah, melakukan adu domba dan menghasut, serta menyebar kebencian perlu ditindak secara hukum.

“Kalau tidak, kami kehilangan kesabaran, ya sudah kami yang melawan mereka di lapangan,” tandas Benny.

Back to top button