Market

Bongkar Kejanggalan Tender Rig Rp250 Miliar, CERI Siap Adu Data di Depan APH

Terkait kejanggalan tender pengadaan 2 rig 750 HP atau mesin pengeboran minyak dan gas bumi (migas), senilai Rp250 miliar, Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) siap adu data dengan tim tender PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), disaksikan komite audit Pertamina dan aparat penegak hukum (APH).

“Kami siap adu data dengan PDSI untuk membuktikan bahwa dokumen kami dari sumber yang valid. Mari sama-sama buktikan di depan komite audit Pertamina dan aparat penegak hukum, serta dihadiri awak media. Dibuka saja ke publik. Kalau data kami tidak valid silahkan diproses hukum. Begitu juga sebaliknya,” kata Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman, Jakarta, Senin (7/8/2023).

“Untuk itu, kami mempersilahkan pihak PT PDSI yang menjadwalkan acara verifikasi yang dihadiri oleh pihak-pihak yang kami sebutkan di atas, lebih cepat lebih baik,” sambung Yusri.

Yusri mengutarakan, CERI tidak mempersoalkan sumber dokumennya diperoleh. “Mau dari mana kek, tak penting. Jauh lebih penting adalah isi dokumen itu, kami anggap valid. Bisa membuka kotak pandora dugaan atur-atur pemenang tender,” tukas Yusri.

Kejanggalan dalam tender pengadaan 2 rig 750 HP yang bakal digunakan Pertamina di Blok Rokan pada April 2024 itu, Yusri mengaku, dua kali mengajukan surat konfirmasi resmi kepada ketua tim tender PDSI. Sayangnya, jawaban PDSI jauh dari transparansi.

Terkait kejanggalan proses tendernya, CERI mengurainya sejak tahapan prakualifikasi yang digelar 20 Juni hingga 22 Juni 2023. Ditemukan, sebuah perusahaan cacat administrasi, justru masuk tiga besar yang lolos prakualifikasi dan uji teknis. Selanjutnya, ketiganya berhak ikut tahap selanjutnya.

Dia mempertanyakan PT Petro Draco Karya yang baru berdiri pada 26 Agustus 2022. Sementara, tim tender PDSI mewajibkan peserta tender menyerahkan laporan keuangan audited sejak 2021.

“Salah satunya syarat tender adalah laporan keuangan 2021 yang telah diaudit. Boro-boro laporan keuangan audited, saldo rekeningnya saja hanya Rp380 ribu dan baru berdiri 2022. Lho kok bisa lolos seleksi administrasi dan teknis,” kata dia.

Selain itu, lanjut Yusri, spesifikasi engine yang diajukan salah satu peserta tender, bukan caterpillar. Padahal caterpilar adalah engine yang berteknologi low speed rate spesial yang menjadi standar dalam pengeboran migas.

“Kalau rig menggunakan engine biasa atau high speed rate, sangat berisiko secara teknis dalam pengoperasian ke depannya. Nah, apalagi rig ini mau digunakan Pertamina di Blok Rokan. Jangan sampai beli mesin rig sekelas Esemka, harusnya sekelas Pajero dong,” terang Yusri.

Back to top button