Market

Swasembada Pangan, Prabowo: Ciri Kemandirian Bangsa

Sejak menjadi Ketua Himpunan Kerukukan Tani Indonesia selama dua periode dari 2004-2015, sudah menolak impor beras. Maka jalan keluarnya Indonesia harus kerja keras mewujudkan swasembada pangan.  

Sebab swasembada pangan, merupakan salah satu ciri kemandirian bangsa. Selain itu, swasembada pangan merupakan bukti negara melindungi kepentingan para petaninya.

“Tidak ada negara merdeka yang makanannya tergantung dengan negara lain dan sekarang terbukti. Dengan adanya perang Rusia-Ukraina banyak negara tidak mau menjual produk pangan. Bahkan ada 22 negara penghasil pangan tetapi menghentikan ekspor pangan,” kata Capres Prabowo Subianto saat memaparkan di berbagai kesempatan.

Tercatat gagasan swasembada pangan sudah dipaparkan dalam beberapa kesempatan seperti di dalam Sarasehan 100 Ekonom yang membahas program ekonomi para capres dalam pilpres 2024, 8 November 2023 lalu. Paparan yang sama juga dilakukan dalam kesempatan Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) secara terpisah.

Prabowo pun bercerita, saat menjadi Ketua HKTI sempat berdiskusi dengan seorang ekonom. Saat itu, Prabowo mengungkapkan pendiriannya menolak impor beras. Namun justru sang ekonom menganggap kebijakan impor beras merupakan lebih efisien. Jadi tidak perlu mewujudkan swasembada pangan.

“Waktu saya menjadi ketua HKTI, saya menentang keras impor beras pada saat itu. Seorang ekonom mengatakan kita tidak boleh melindungi petani kita. Kalau kita bisa lebih murah kenapa harus swasembada pangan. Jadi ada kata-kata itu,” jelas Ketum Partai Gerinda ini.

Menurut Prabowo, sang ekonom tersebut tidak memahami national building. Secara teori menguasai ilmu ekoomi tetapi Dia tidak mengerti membangun negara yang merdeka.

Cita-cita menjadi negara swasembada pangan sudah tercapai berkali-kali. Ke depan, kemandirian pangan melalui swasembada harus diwujudkan lagi.

“Jadi tidak ada jalan lain, Indonesia harus swasembada pangan akan kita capai. Kita pernah capai berkali-kali sehingga ini masalah kebijakan. Saya sangat optimis bisa swasembada pangan,” tegasnya.

Potensi Pangan Lokal

Salah satu strategi mewujudkan swasembada pangan adalah mengolah beberapa bahan pangan lokal seperti singkong atau cassava, sagu, ganyong, umbi-umbian maupun sukun.

Prabowo mengungkapkan Nigeria mengembangkan produk mie instan, harus dengan bahan baku lokal seperti singkong. “Kita sudah coba, produksi mie instan dari singkong, enak kok, tidak terlalu kalah, ini soal psikologis. Saya mendorong ke arah itu,” jelasnya.

Bila tepung saja harus impor, maka akan menanggung beban biaya logistik. Ini berbeda dengan produksi pangan dekat dengan konsumen maka akan lebih murah.

“Soal gandum, kan ujung-ujungnya adalah tepung. Jadi kita harus berani, ini kan bagian dari nasionalisme,” katanya.

Swasembaga pangan juga dapat dilakukan dengan mewujudkan lumbung pangan di masing-masing wilayah. Mulai dari lumbung pangan desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Bila dilakukan selama 3 tahun secara berkelanjutan maka akan menjadi lumbung pangan dunia.

Pihaknya sudah menerapkan lumbung desa atau food estate di Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah. Dengan teknologi untuk pengelolaan rawa sebagai lumbung pangan.

Dari potensi lahan 20 juta hektare rawa, telah melakukan uji coba pemanfaatan lahan 5 juta hektare. “Kita sudah mencoba menanam jagung di rawa, ada teknologinya, kita sudah laksanakan dan jatuhnya lebih murah dari pada sawah biasa dan soal air tidak masalah,” paparnya. 
 

Back to top button