Market

Suku Bunga Dikerek 6,25 Persen, BI Bikin Sulit Prabowo Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen


Sebelum ditetapkan sebagai presiden terpilih oleh KPU, Prabowo Subianto pernah menjanjikan bakal menggenjot pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Ambisi ini makin sulit karena Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan hingga 6,25 persen.

Salah satu anggota Tim Penasehat Ekonomi Prabowo, Dradjad H Wibowo, sangat menyayangkan keputusan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI 7DRRR) sebesar 25 basis poin (bps), menjadi 6,25 persen. Apalagi kalau alasannya untuk mendongkrak nilai tukar rupiah yang saat ini ambyar di atas Rp16.000/dolar AS.

“Kami menetapkan pertumbuhan ekonomi tinggi yang membutuhkan sokongan dari kebijakan moneter. Tidak perlu ada stimulus,” kata Dradjad yang juga mantan Anggota DPR asal PAN itu, dikutip Rabu (24/4/2025).

Kata ekonom Indef ini, kebijakan moneter dan fiskal perlu dipertahankan, guna memberikan sinyal bahwa pemerintahan baru di bawah Prabowo ingin stabilitas sekonomi terjaga, paling tidak sampai pelatikan presiden pada Oktober 2024.

Bisa dibayangkan, tim ekonomi Prabowo bakal kelimpungan mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen ketika bank sentral mematok suku bunga tinggi. Karena, suku bunga tinggi mendorong pelemahan sektor industri.

Dikhawatirkan terjadi PHK besar-besaran yang berdampak kepada naiknya angka kemiskinan. Alhasil, sektor riil bakal mengalami pukulan keras.

Tapi okelah keputusan sudah dibuat. Menurut Dradjad, risiko independensi dari kebijakan moneter oleh bank sentral yang bisa membebani kredibilitas Bank Indonesia ke depan.

Berkaca dari Thailand di mana langkah intervensi pemerintah terhadap bank sentral agar tidak gegabah mengerek naik bunga acuan, meski sebenarnya dibutuhkan. Namun perlu ditunda karena berisiko besar. 

Meski begitu, Dradjad memastikan kepemimpinan Prabowo akan memberikan independensi pada bank sentral dalam menjalankan tugasnya. Pelemahan rupiah belakangan ini, tidak mencerminkan fundamental ekonomi, sehingga kenaikan suku bunga acuan adalah hal yang tidak diperlukan saat ini.

Pada Rabu (24/4/2024), Gubernur BI, Perry Warjiyo mengumumkan kenaikan BI-7DRRR menjadi 6,25 persen. Alasannya untuk memperkuat stabilitas nilai tukar dan menjaga pertumbuhan ekonomi dari dampak geopolitik global.

Melalui RDG pada 23-24 April 2024, BI juga memutuskan untuk mengerek suku bunga deposit facility 25 basis poin, menjadi 5,5 persen. Dan, suku bunga lending facility sebesar 25 basis poin, menjadi 7 persen.

“Kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan memburuknya risiko global serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran,” kata Perry.

Perry menuturkan, keputusan tersebut juga untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit atau pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

 

 

Back to top button