Ototekno

Studi Ungkap 276 Cara Kucing Berkomunikasi Melalui Ekspresi Wajah

Jika Anda pernah melihat seekor kucing abu-abu menatap tajam seekor kucing belang oranye, Anda tahu bahwa sebuah pertarungan akan segera terjadi. Namun, apa jika tatapan tajam itu adalah bagian dari bahasa kompleks yang belum kita pahami sepenuhnya? Sebuah studi inovatif yang diterbitkan bulan ini dalam jurnal Behavioural Processes menunjukkan bahwa kucing memiliki 276 ekspresi wajah yang berbeda, dan manusia mungkin berperan dalam perkembangan evolusioner ini.

“Banyak orang masih menganggap kucing—secara keliru—sebagai spesies yang sebagian besar tidak sosial,” kata ahli perilaku hewan veteriner di Universitas Lincoln, Daniel Mills, mengutip laman sciencedaily, Senin (30/10/2023). Berlawanan dengan kepercayaan ini, studi ini menunjukkan bahwa kucing memiliki cara berkomunikasi yang rumit, tidak hanya dengan manusia tetapi juga dengan sesama kucing.

Lauren Scott, seorang mahasiswa kedokteran dan pencinta kucing di Universitas Kansas, memimpin penelitian ini. Scott, yang saat itu sedang belajar di Universitas California, Los Angeles (UCLA), menghabiskan beberapa bulan untuk mengamati kucing di CatCafé Lounge. Bersama dengan psikolog evolusioner Brittany Florkiewicz, Scott dengan teliti mencatat gerakan otot wajah pada kucing, kecuali yang terkait dengan pernapasan, mengunyah, atau menguap.

Para peneliti mengidentifikasi sebanyak 276 ekspresi wajah yang berbeda pada kucing. Sebagai konteks, simpanse memiliki 357 ekspresi yang diketahui, sementara manusia memiliki 44 gerakan wajah unik. Anjing, yang sering dianggap lebih ekspresif daripada kucing, hanya memiliki 27.

Studi ini menemukan bahwa 45% dari ekspresi tersebut adalah secara khusus ramah, sementara 37% adalah secara khusus agresif. Sisanya 18% adalah ambigu, masuk ke dalam kedua kategori. 

“Kucing cenderung memindahkan telinga dan kumis mereka ke arah kucing lain selama interaksi yang ramah, dan menjauh selama interaksi yang tidak ramah,” kata Florkiewicz.

Yang menarik, beberapa ekspresi ramah kucing menyerupai ekspresi yang dibuat oleh manusia, anjing, dan monyet. Ini menunjukkan adanya “wajah bermain umum” di antara spesies, menurut Mills. Studi ini juga berpendapat bahwa kucing domestik mungkin telah berevolusi dengan ekspresi ini selama sejarah 10.000 tahun mereka dengan manusia, terutama saat mereka berkumpul di sekitar pemukiman manusia.

Ahli biolog perilaku di Universitas Guelph, Georgia Mason, memuji studi ini, menyarankan bahwa suatu hari nanti bisa mengarah pada sebuah aplikasi yang membantu pemilik kucing memahami hewan peliharaan mereka dengan lebih baik. “Ini benar-benar bisa membantu ikatan antara kucing dan manusia,” katanya.

Untuk saat ini, temuan ini bisa membantu calon pengadopsi dalam memilih kucing yang lebih mungkin untuk berdampingan dengan hewan peliharaan yang sudah ada. Namun, apakah anjing juga memahami ekspresi wajah kucing masih menjadi pertanyaan terbuka.

Studi ini membuka cakrawala baru dalam memahami perilaku felin, menantang stereotip yang telah lama ada dan menawarkan pandangan ke dalam dunia komunikasi kucing yang kompleks. Seiring kita terus mendekode bahasa ini, garis antara hewan peliharaan dan teman mungkin akan semakin kabur, memperdalam hubungan kita dengan makhluk enigmatik ini.

Back to top button