Market

Soal Kinerja Anies-Ariza, Data BPS Bantah Hasil Survei CSIS

Ada yang ganjil terkait hasil survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) tentang kepuasan terhadap kinerja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dan Wagub Ahmad Riza Patria. Beda jauh dengan survei lembaga statistik negara, BPS.

Beberapa waktu lalu, CSIS meluncurkan hasil survei pada 28 Maret hingga 12 April 2022. Hasilnya, 51,8 persen dari total 170 ahli di bidang sosial, politik, dan ekonomi yang menjadi responden, merasa tidak puas dengan kinerja duet Anies Baswedan-Ahmad Riza Patria (Ariza).

Dalam survei tersebut, CSIS menjadikan faktor penciptaan tenaga kerja sebagai indikator kepuasan publik terhadap kinerja Anies-Ariza. Klaim CSIS, penciptaan kerja di DKI cukup rendah yakni 37,6 persen.

Sementara, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikeluarkan pada Mei 2022, mencatat adanya kenaikan tingkat kesempatan kerja pada Februari 2022, menjadi 92,00 persen jika dibandingkan bulan yang sama pada 2021 yang masih berada di jalur positif yakni 91,49 persen. Artinya, terjadi kenaikan tingkat kesempatan kerja pada Februari 2022. Sederhananya, 92 dari 100 pencari kerja terserap.

BPS juga mencatat, peningkatan kesempatan kerja di DKI Jakarta berbanding lurus dengan perbaikan kondisi ekonomi Jakarta seiring semakin terkendalinya pandemi Covid-19. Di mana, ekonomi Jakarta pada triwulan I-2022 tumbuh ekspansif 4,63 persen (year on year/yoy).

Paling tidak, BPS mencatat adanya sembilan sektor pekerjaan yang cukup menyerap tenaga kerja. Sektor terbesar adalah administrasi pemerintahan, sebanyak 67 ribu pekerja selama Februari 2021 hingga Februari 2022.

Tak berhenti di situ, BPS mencatat tingkatan kesempatan kerja atau TKK terhadap kaum perempuan, jauh lebih besar ketimbang laki-laki. Di mana, TKK perempuan mencapai 93,59 persen, sedangkan TKK laki-laki sebesar 91,11 persen.

Untuk sembilan sektor ppekerjaan yang cukup menyerap tenaga kerja selama kepemimpinan Gubernur Anies, adalah. Tenaga kerja sektor listrik dan gas tumbuh 6,69 persen; tenaga kerja sektor pengelolaan air, sampah, dan limbah tumbuh 3,06 persen; tenaga kerja sektor konstruksi tumbuh 4,15 persen; tenaga kerja sektor akomodasi dan makan minum tumbuh 32,9 persen.

Adapula, tenaga kerja sektor informasi dan komunikasi tumbuh 15,45 persen; tenaga kerja sektor jasa keuangantumbuh 40,97 persen; tenaga kerja sektor real estate tumbuh 12,76 persen; tenaga kerja sektor jasa perusahaan tumbuh 58,2 persen; tenaga kerja sektor administrasi pemerintahan tumbuh 66,67 persen.

Sementara jika dilihat secara proporsinya, pekerja paling banyak bekerja di sektor perdagangan sebesar 24,88 persen, urutan kedua di sektor akomodasi dan makan minum 12,00 persen, dan urutan ketiga sektor transportasi dan pergudangan sebsar 11,03 persen.

Jika dirunut ke belakang, tingkat kesempatan kerja yang meningkat pada Februari 2022 tersebut didahului dengan tingkat kemiskinan yang menurun di DKI Jakarta pada periode Maret hingga September 2021 berdasarkan data BPS yang dikeluarkan 17 Januari 2022.

Dalam periode itu, BPS mencatat persentase penduduk miskin di Jakarta turun sebesar 0,05 menjadi 4,67 persen. Jumlah penduduk miskin pada September 2021 sebesar 498,29 ribu atau berkurang 3,63 ribu orang dibandingkan periode sebelumnya.

Soal kemiskinan di ibu kota, BPS menyebut adanya penurunan. menyatakan bahwa penurunan. Lantaran adanya perbaikan di sejumlah indikator makroekonomi. Semisal, triwulan IV-2021, perekonomian DKI Jakarta tumbuh 2,43 persen, kumulatif inflasi terjaga 0,22 persen dan pengangguran turun 133 ribu orang.

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button