Market

SKK Migas Ungkap PLN Jadi Pelanggan Pertama Gas Tangguh

Investasi PSN Senilai Rp159 Triliun

Kamis, 19 Oktober 2023 – 14:45 WIB

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto memasuki masa pensiun, Jakarta, Rabu (30/11/2022). (Foto: VOI).

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menjadi konsumen pertama yang mendapat kiriman liquefied natural gas atau LNG yang diproduksi dari fasilitas Tangguh Train 3 di Papua Barat untuk mendukung pembangkit listrik.  

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan pengiriman itu menandakan operasi komersial perdana dari proyek peningkatan kapasitas Tangguh, garapan bp.  

Kargo LNG pertama dari Tangguh Train 3 kini tengah berlayar menuju fasilitas regasifikasi PLN di Arun, provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Dengan beroperasinya Tangguh Train 3, maka kapasitas produksi dari dua Train yang saat ini telah beroperasi akan bertambah 3,8 juta ton dan membuat total kapasitas produksi tahunan menjadi 11,4 juta ton.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan capaian ini menandakan kemajuan signifikan dari proyek strategis nasional (PSN) dengan realisasi investasi mencapai US$11 miliar setara dengan Rp159 triliun.  

“Pengapalan pertama kargo LNG ke PLN ini juga memberikan sinyal positif terhadap daya serap gas dalam negeri yang akan digunakan untuk menjawab tantangan energi Indonesia”, kata Dwi lewat siaran pers SKK Migas, Kamis (19/10/2023).  

Megaproyek LNG Rp159 Triliun di Papua Beroperasi November PLN Bakal Pasok Listrik Bersih ke Kilang Badak LNG Dwi menuturkan Tangguh merupakan produsen LNG terbesar di Indonesia dan produksi dari proyek ini akan berkontribusi signifikan dalam pencapaian target produksi gas nasional sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

“Dengan bertambahnya kapasitas produksi gas, membuat Tangguh akan memegang peranan penting dalam menjawab kebutuhan energi gas di Indonesia yang terus bertambah. Total produksi gas dari Tangguh kini mencapai lebih dari sepertiga produksi gas nasional,” kata Dwi.

Di luar tambahan Train LNG baru, proyek pengembangan Tangguh juga mencakup konstruksi dua anjungan lepas Pantai, 13 sumur produksi, fasilitas pemrosesan LNG, serta infrastruktur pendukung lainnya.

Dalam perjalanannya, proyek ini terdampak cukup hebat oleh situasi pandemi COVID-19 dan membutuhkan waktu enam setengah tahun untuk penyelesaian setelah mendapatkan persetujuan akhir investasi di tahun 2016.

Pada puncak konstruksi, terdapat lebih dari 13.500 pekerja yang terlibat dalam konstruksi proyek yang terletak di wilayah terpencil ini dan sebanyak 155 juta jam kerja telah dihabiskan untuk merampungkan proyek.

Anja-Isabel Dotzenrath, EVP Gas and Lowcarbon Energy bp mengatakan Tangguh Train 3 telah beroperasi dengan aman, hal ini menandakan fase baru untuk Tangguh LNG dan ini merupakan capaian yang amat membanggakan untuk bp dan juga para mitra Tangguh.  

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas kemitraan yang solid dan juga dukungan yang terus diberikan kepada kami sehingga kita bisa sampai di hari ini,” ungkapnya.

Dari awal operasi, Tangguh telah menciptakan dampak sosial dan ekonomi positif yang signifikan melalu program pengembangan masyarakat yang komprehensif.

Tangguh Train 3 akan meningkatkan dampak positif tersebut, dengan sebagian gas yang diproduksi didedikasikan kepada elektrifikasi di Papua Barat dan untuk melanjutkan pengembangan pekerja Tangguh dari Papua dari 73% sampai 85% pada tahun 2029, sesuai dengan komitmen yang telah dibuat oleh Tangguh.

“Membangun bisnis gas/LNGi adalah strategi kami untuk bertransformasi menjadi perusahaan energi terpadu [integrated energy company], yang berinvestasi ke sistem energi hydrocarbon dan kepada pembangunan bisnis rendah karbon yang baru,” kata Anja. 

Topik
BERITA TERKAIT

Back to top button